Terjebak Nikmat V8

Rindra - Selasa, 15 Agustus 2017 | 11:14 WIB

(Rindra - )

JIP - Kata orang, kalau sudah dapat nikmatnya pasti bikin ketagihan, dijamin bakal susah beralih dan pergi.

Seperti yang di alami Budi Aria Komara, hasratnya benar-benar terpenuhi oleh bengisnya tenaga mesin V8.

Rupanya tidak cuma soal tenaga bengis semata yang dinikmati, dibalik semua itu Budi juga terjebak dengan suaranya.

“Suara khas menggelegar mesin delapan silinder ini buat saya ibarat lantunan harmoni yang indah,” ucap Budi.

Terkenal dengan mesin Rover V8 4.6 Liter. Mesin V8 berkapasitas 4.6L ini menghasilkan tenaga 222 hp dan torsi 380 Nm. Kondisinya dibiarkan standar karena merasa cukup dengan tenaga tersebut
Beruntung gardan ini sudah didesain untuk tenaga mesin V8, dan lebih kuat ketimbang generasi Range Rover sebelumnya. Jadi sedikit tenang saat di trek off-road.

Nikmat inilah yang membuat Budi tidak bisa beranjak dari sosok mesin V8. “Dan ini sudah dialami jauh sebelum pakai Range Rover.

Jamannya masih suka turun kompetisi off-road Djarum pakai tubular,” celetuknya. Karena cintanya pada Land Rover,

tubularnya ini pun diambil dari basis Land Rover Discovery 3.9 Liter V8.

Singkat, Budi pun mulai jenuh dengan kompetisi. “Sebenarnya, ikut kompetisi hanya kesenangan sementara.

“Sebenarnya saya lebih suka off-road adventure, pergi ramai-ramai dengan teman sambil camping dan masak,” tambah pria yang juga hobi masak.

Dan hanya menikmati seru-serunya saja, tidak mengincar juara,” ucap pria kelahiran 1970 ini. Walau vacum kompetisi,

tubular tersebut tetap digunakan untuk off-road adventure. “Sebenarnya saya lebih suka off-road adventure,

pergi ramai-ramai dengan teman sambil camping dan masak,” tambah pria yang juga hobi masak.

Dan tunggangan tubular pun jadi kendala, yang pasti bukan saat di trek. “Tau sendirikan, tubular isi cuma pipa saja.

Hampir semua kabin terbuka, mau dari depan, belakang dan samping. Panas ya kepanasan, hujan ya kehujanan.

Setiap off-road lebih dari sehari, pulang pasti kerokan, he he he,” canda pria humoris ini.

Soal safety memang tidak kompromi buat off-road. Budi memilih untuk memasangkan rollcage diluar kabin, agar kenyamanan dan ruang kabin tidak terganggu.
Layaknya tunggangan off-road adventure, ruang kabin belakang dipakai untuk perlengkapan camping. Saat butuh bawaan banyak, ban cadangan dikeluarkan dan dipasang di tirehanger.

Ditambah lagi, tubular hanya bisa diisi dua orang penumpang. “Rasanya sepi juga kalau di mobil cuma berdua,” celetuk pria perawakan sintal ini.

Mulailah dia berpikir untuk punya kendaraan yang enak dipakai off-road adventure. Tapi belum terpikir calon yang bisa memuaskannya nikmatnya dibalik mesin V8 tersebut.

Namun, keinginan ini sempat lama terbendung dan terlupakan. Hingga suatu saat, Budi dapat dorongan dari teman sesama hobi Land Rover.

“Saat itu saya lagi pergi lihat lokasi off-road, pakai sedan. Lalu dapat nasihat, katanya buat apa pelihara sedan,” jelasnya.

“Kan sedan cukup nyaman buat harian,” protes Budi saat itu.

Tempat ban cadangan asli P38 dialihkan fungsi untuk penempatan dua buah aki dan selenoid winch belakang.
Roofrack dibuat minimalis, biar estetika dan karisma dari Range Rover tidak terlalu terusik. Pada bagian sunroof tidak terganggu, agar tetap bisa dinikmati kapan saja.

Pendapat soal kenyamanan pun dipatahkan. “Menurut teman saya kalau mau nyaman, kenapa tidak pakai Range Rover 4.6 HSE,” kata Budi.

Saran ini pun buat penasaran Budi, dan mulai mencari tahu lebih dalam lagi tentang SUV luxury asal Inggris ini.

Apalagi 4.6 HSE ini sudah dibekali mesin V8. Membuat Budi semakin nafsu untuk memilikinya.

Berhubung populasi jenis mobil ini tidak banyak, butuh sedikit waktu mendapatkannya. “Untungnya ada salah satu pemilik yang mau jual setelah dirayu habis-habisan.

Mobil simpenan soalnya, he he he,” cengir Ayah dua putri ini. “Tidak disangkal, Range Rover memang senyaman sedan.

Dan cukup lama saya pakai buat harian,” tambahnya.

Demi mendongkrak penampilan, digunakan pelek Terrafirma Anthracite ukuran 16” berikut adaptor untuk merubah PCD dari Range Rover ke Defender. Dibalut ban Simex Extreme Trekker ukuran 35”.

Mendadak teman seperjuangan di kompetisi off-road menyarankan Range Rover ini dibuat off-road. Tanpa pikir panjang,

Budi pun langsung setuju dengan saran Bowo. “Apalagi Bowo mau ikut langsung proses pembangunan mobil.

Karena saya yakin sukses kalau dia yang turun tangan langsung,” ucap pria berprofesi sebagai Pilot ini.

Swicth lampu tambahan off-road disimpan disalah satu kompartemen dashboard yang tidak terpakai. Beberapa switch ini juga sekaligus untuk mengoprasikan winch depan dan belakang.

“Disarankan tidak banyak ubahan, karena kalau buat adventure spesifikasi 4.6 HSE ini sudah lebih dari cukup,” ucap Budi.

Berhubung tidak perlu banyak yang dirubah, Budi pun memilih tunggangannya ini dibangun sendiri di garasi rumahnya.

“Ada kenikmatan sendiri pastinya, dan semua hasil bisa terpantau dengan jelas,” celetuknya.

Jok bagian kiri sengaja tidak digunakan, karena dijadikan tempat dudukan fridge freezer lansiran Waeco. Jadi selama off-road berhari-hari tetap punya minuman dan bahan makanan segar.

Untuk perangkat penunjang off-road yang menempel di bodi seperti rollcage, bumper dan lainnya. Sengaja mendatangkan khusus ahlinya,

yang dipercaya hasilnya sesuai keinginan. “Tidak mau asal bikin, semua barang tambahan yang terpasang harus sesuai dengan sisi mewah Range Rover.

Tapi sebisa mungkin juga menonjolkan sosok sangar dari mobil adventure off-road,” celetuknya. Semua dibikin dinamis, tidak banyak aksen menonjol.

Bisa dilihat dari desain bumper dan roofrack yang tidak banyak ornamen tambahan, semua dibuat simple.

Sedangkan untuk urusan performa, dipegang langsung oleh Bowo. Performa Range Rover yang disempurnakan hanya terkonsentrasi pada bagian kaki-kaki.

Itupun banyak ubahan hanya disektor suspensi. “Karena standar mobil ini menggunakan suspensi udara, dan butuh perawatan ekstra cukup mahal kalau mempertahankan buat off-road cukup berat,” celetuk Bowo.

Laci dahsboard dialihkan tak lagi digunakan, dialihkan fungsi untuk tempat bertenggernya radio komunikasi, cut off, dan dual battery swicth.

Suspensi udara pun dipensiunkan. Digantikan dengan per coil comotan dari bawaan milik Land Rover Defender 130. “Walaupun harus dirubah, sebisa mungkin saya mempertahankan aura kendaraan 4x4 Inggris ini,

karena Budi cukup anti pakai barang copotan dari kendaraan jenis lain. Semua harus Land Rover,” ucap Bowo.

Menurut Bowo, Range Rover ini sudah cukup spesial untuk kendaraan off-road. “Karena dibekali mesin besar, 4.6 HSE dirancang punya durabilitas bagus.

Untuk menanggung beban selama off-road, per menggunakan bawaan milik Land Rover Defender 130. Sengaja tidak pasang lift-kit agar karakter asli Range Rover tidak berubah. Shockbreaker menggunakan Radflo

Jadi dalaman gardan tidak perlu dirubah karena sudah kuat,” jelas Bowo. “Paling hanya beberapa kelistrikan yang dibutuhkan untuk off-road harus disederhanakan, agar mudah perbaikan saat terjadi masalah,” tambahnya.

Salah satu imbas dari penyederhanaan listrik ini adalah pengaktifan low gear. “Range Rover untuk mengatifkan low gear sebenarnya tinggal menggeser stick matic ke arah kiri saat posisi N.

Tapi ini sudah tidak difungsikan, karena modul sudah error. Biar tetap berfungsi, saya buatkan switch khusus agar tetap bisa masuk low gear,” ucap Bowo.

Sekilas dashboard tetap minim dari perintilan barang off-road, dan tetap enak dipandang.

Beranjak ke bagian interior, tampak kenyamanan kabin tetap dipertahankan. Budi sengaja tidak banyak menambahkan ornamen off-road di dalam.

“Kalaupun harus ada perangkat off-road, semua harus tertata rapih biar tidak merusak estetika si mobil,” ucap Budi.

Terlihat jelas banyak perubahan hanya di kabin bagian belakang, karena tambahan cargo barrier dan penambahan freezer.

“Jok bagian belakang kiri sengaja dicabut, dijadikan tempat dudukan kulkas.

Biar bisa bawa minuman dingin dan bahan makanan beku selama off-road,” tutur Budi.

Bagian lantai penumpang sudah dialaskan plat bordes, biar mudah dibersihkan pasca off-road.

“Sekarang off-road sudah tidak kehujanan dan kepanasan lagi deh. Memang tidak salah pilih mobil ini, rasanya off-road kerasa nyaman.

Dan yang paling penting, mesinnya menggunakan V8. Nikmat, he he he,” tutup Budi. Rindra P

Spesifikasi

Mesin                           : 4.6 HSE, 4.6L V8

Girboks                        : 4HP22 Otomatis 4 Percepatan

Gardan                         : OEM P38

Per                               : OEM Defender 130

Sokbreker                    : Radflo

Pelek                           : Terrafirma Anthracite

Ban                              : Simex Extreme Trekker 35”

Lampu Sorot                : LED

Bumper                        : Custom

Rollcage                       : Custom

Fridge                          : Waeco

Winch                          : Warn 8274  (depan) & Warn 9.5xp (belakang)