“Tujuan kami memilih jalur Jiem-jiem ini sekaligus memberi tahu kepada orang banyak. Bahwa Aceh sekarang daerah yang aman 100% dari konflik.
Karena dulu daerah ini adalah yang paling rawan di Aceh saat konflik berlangsung,” jelas Memet yang memimpin jalur peserta.
Dan terbukti, tidak ada suasana mencekam, yang ada hanya pemandangan indah alam Aceh yang dinikmati dari dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan.
Sepanjang jalan peserta disuguhkan oleh pemandangan yang beragam. Tak terasa, kami sudah berjalan hingga siang hari dan tiba di anak sungai Kroeng Inong.
Leader pun memerintahkan peserta untuk berhenti di pinggir sungai, untuk istirahat makan siang.
Ada yang unik saat makan siang. Rupanya kawan-kawan off-roader di Aceh rajin kalau soal masak.
Bumbu yang dibawa pun lengkap, mulai dari bawang, tomat, cabai, hingga jahe ada disetiap mobil peserta.
Bahkan walau cuma masak mie sekalipun, tetap diberi bahan-bahan tambahan seperti tomat, bawang, dan cabai. “
Biar makan kita nikmat,” ucap Mirza Ucot peserta dari Banda Aceh.
Melihat cukup banyak yang dimasak, butuh waktu 1,5 jam untuk istirahat makan siang.