Jip.co.id - Nilai oktan dalam bahan bakar, sejatinya adalah menunjukan angka untuk mengukur besaran tekanan yang diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan.
Semakin tinggi angkanya, maka semakin besar juga tekanan yang dibutuhkan bahan bakar untuk bisa terbakar.
Setiap mobil telah ditentukan oktan bahan bakar minimal yang bisa dikonsumsi mesin oleh pabrikan pembuatnya.
Pertanyaannya, apa dampak bila mobil menggunakan bahan bakar dengan oktan atau RON lebih rendah dari rekomendasi pabrikan?
“Angka oktan yang lebih rendah membuat pembakaran tidak seoptimal sebelumnya. Dampak berikutnya adalah konsumsi BBM tidak seirit saat masih menggunakan oktan tinggi dan tentu tenaga mesin ikut menurun,” jelas Iwan Abdurahman, Workshop Department Head PT Toyota Astra Motor.
(BACA JUGA: Begini Caranya Mengemudikan SUV Penggerak Roda Belakang)
Iwan melanjutkan dampak negatif lainnya.
“Dalam waktu panjang pembakaran mobil tidak sempurna sehingga sisa hasil pembakaran jadi menumpuk di ruang bakar,” tambah Iwan sambil tersenyum.
Bukan hanya tidak optimal lagi pembakarannya, tapi juga bisa membuat mesin ngelitik (detonasi atau knocking).
Apalagi mobil modern saat ini sudah dibekali catalytic converter.
Catalytic converter berguna mengurangi jumlah Carbon Monoxide (CO), Hydrocarbon (HC), dan Nitrogen Oxide (NOx) yang terkandung di gas buang.
Hadirnya catalytic converter ini mensyaratkan mobil meminum bahan bakar bebas timbal.