Apakah DFSK Glory 580 Merupakan Wujud Desain Mobil Cina Kekinian?

Nabiel Giebran El Rizani - Kamis, 6 September 2018 | 13:30 WIB

Kesan sporti muncul di desain DFSK Glory 580 (Nabiel Giebran El Rizani - )

Jip.co.id - Di era sebelumnya, desain-desain yang ditawarkan mobil merek Cina kerap tidak pas dengan selera Indonesia.

Meskipun laku di negara asalnya, di Indonesia belum tentu, bahkan cenderung redup antusiasnya.

Nah, bersama Wuling Confero dan Wuling Cortez, DFSK Glory 580 menjadi manifestasi dari desain mobil Cina masa kini.

Apakah lebih keren? Jika dibanding mobil-mobil Cina sebelumnya seperti Chery, Geely, atau ZNA, paras DFSK Glory 580 jelas lebih menarik.

(BACA JUGA: Begini Teknik yang Baik Untuk Menggunakan Winch Saat Recovery)

Sebagai SUV, garis bodi, lekukan, hingga proporsi terlihat fasih dengan selera masa kini.

 

GridOto.com
Siluet bodinya mirip dengan Nissan X-Trail generasi ketiga

Jika diperhatikan, siluet bodinya mirip dengan Nissan X-Trail generasi ketiga yang beredar sekarang (kode bodi T32).

Sayang ia menggunakan gril berdesain horizontal yang terkesan flat itu, seperti kurang seirama dengan impresi modern yang berusaha ditampilkannya.

Rianto Prasetyo/GridOto.com
Dasbor DFSK GLory 580 dengan fitur yang lengkap
Di interior, desain Glory 580 masih memberikan rasa modern yang kuat. 

Termasuk bentuk dasbor dan bangku yang bagi kami sudah cukup untuk menyenangkan mata.

Catatan datang dari material yang digunakan, kualitasnya belum sesuai ekspektasi kami, setidaknya kalau dibanding rivalnya dari Jepang.

Masih terdapat aplikasi material plastik yang terkesan murah dan ada celah yang kurang presisi di beberapa bagian dasbor.
 
(BACA JUGA: Biodiesel B20, Faktor Ini yang Jadi Penyebab Kekhawatiran)

Sementara pelapis jok dengan kombinasi antara kulit asli dengan sintetis kami rasa cukup imbang antara kemewahan dengan kemudahan perawatan.

Catatan datang dari akses masuk ke bangku baris ketiga.
Rianto Prasetyo/GridOto.com
Rasio pelipatan bangku belakang, 60 di sisi kiri

Dengan rasio pelipatan lebar bangku 60:40, bagian yang 40-nya justru berada di kanan. 

Padahal Indonesia menganut setir kanan, sehingga penumpang belakang naik dari sisi sebelah kiri mobil. 

Akan lebih praktis jika bangku yang dilipat (rasio 40) untuk akses penumpang belakang adalah bangku barus kedua di sisi kiri.

Namun itu memang tidak masalah jika sudah terbiasa, dan mestinya tidak susah bagi DFSK untuk mengubah konfigurasi ini agar konsumen lebih mudah.