Head Unit ala Mobil Tesla Sekarang Bisa Dipasang ke Toyota Fortuner

Nabiel Giebran El Rizani - Senin, 15 Juli 2019 | 09:15 WIB

Head unit Android model Tesla di Toyota Fortuner (Nabiel Giebran El Rizani - )

Jip.co.id - Dunia audio video aftermarket untuk industri otomotif Indonesia memang terus berkembang.

Saat ini Kramat Motor sudah membuat head unit jumbo seperti head unit mobil Tesla untuk pengguna Toyota Fortuner.

"Head unit ini ukurannya 12,1 inci dipasang plug and play, socket to socket. Jadi paling lama pemasangannya enggak sampai 1 jam," buka Richard dari Kramat Motor.

Head unit berukuran besar ini bisa menampilkan berbagai fungsi yang dikonversi ke digital.
 
Aditya Pradifta
Tampilan fitur camera 360 di head unit
"OBD di mobil ini kan bisa jadi OBD semua di mobil ini semua tampil di head unit. Jadi mulai RPM, speedometer, AC, segala macam, akan tampil di sini (head unit)," ucap Richard.

Untuk spesifikasi, head unit model Tesla ini memakai OS Android 7.1, RAM 2 GB, Internal Memory 32 GB, Quad Core CPU IPS Panel, dan G to G (glass to glass).

(Baca Juga: Modifikasi SUV, Toyota Fortuner Satu Ini Makin Jadi Ganteng )

 
Aditya Pradifta
Tampilan RPM pun muncul di layar head unit
"IPS Panel dilihat dari kiri, kanan, dan tengah itu sama. Jadi gak ada blur," tukasnya.

Sementara G to G artinya, "Jadi bukan plastik, panelnya ini glass (kaca). Ini yang bikin head unit ini sangat responsif," imbuh Richard.

 
Aditya Pradifta
Head unit jumbo, tombol AC bawaan hilang dan menjadi digitalisasi
Hal menarik lainnya yakni OS Android ini full function, "Disebut full function karena dia (head unit) ini Play Store jalan. Jadi tinggal tathering dari handphone atau wifi manapun semuanya jalan di sini," jelasnya lagi.

"Jadi kita bisa install apapun bisa semua di sini tapi resiko ditanggung pemilik. Bahkan all function audio remote steering-nya semua berfungsi normal," terangnya.

 
Secara tampilan bahkan terlihat rapi lantaran molding dudukan head unit ini dibuat secara pabrikan.

"Harganya di angka Rp 8,5 juta. Garansi 1 tahun untuk Jakarta saja," pungkas Richard.