Modifikasi Jip, Daihatsu Taft F10 Berhasil Tampil Lebih Gagah

Nabiel Giebran El Rizani - Senin, 7 Oktober 2019 | 16:15 WIB

Daihatsu Taft F10 tahun 1977 (Nabiel Giebran El Rizani - )

Jip.co.id - Siapa sangka, kalau Bennie Prasetyo punya Taft F10 berawal dari sepasang spion tanduk originalnya.

Ini terjadi karena hobinya yang suka berburu part kendaraan klasik. Jadi sebelum punya kendaraannya, Bennie lebih dahulu memperoleh spion yang susah didapat ini. Setelah beberapa tahun menyimpan spion, barulah dia mendapatkan sosok nyata F10.

Bisa dibilang ini adalah peralihan kendaraan yang disukai Bennie, dari yang tadinya suka sedan klasik, mulai melirik kendaraan 4x4. Karena ketertarikan dengan kendaraan klasik amat besar, maka dipilihlah Taft F10 tahun 1977 ini, apalagi sudah ada modal awal untuk bangun si Taft, yaitu kaca spion tanduknya.

Pada tahun 2005, Taft F10 ini berhasil didapat di daerah Surabaya, yang kebetulan jadi domisili Bennie saat itu, dan berhasil ditebus seharga Rp 9 juta. Kondisi Taft tidak terawat saat itu, banyak yang harus diperbaiki. Dan tidak muluk-muluk, targetnya yang penting si Taft bisa dipakai jalan.

(Baca Juga: Ini Dia Beberapa Mesin Daihatsu Taft Selama Ada di Indonesia)

Bennie mengganti mesin dengan mesin Toyota 3K
Dari bermodalkan sepasang kaca spion tanduk ini, perlahan Bennie membuat si F10 segar kembali. “Karena lama nongkrong, akhirnya banyak teman yang iba. Mulailah beberapa part Taft yang dihibahkan ke saya,” tutur Bennie. Butuh waktu dua tahun bolak-balik bengkel, sebelum akhirnya tunggangan bisa dinikmati Bennie.

Alih pindah ke kendaraan 4x4 pun berpengaruh juga pada cara menikmatinya. Kalau tadinya kendaraan classic hanya buat pajangan, Bennie justru pakai F10 ini buat menikmati medan off-road. “Waktu masih tinggal di Surabaya, sering saya jajal di lokasi spot-spot off-road sekitaran Jawa Timur. Dan rasanya asik juga pakai kendaraan yang beda dari orang banyak,” jelas Bennie.

Bagian interior
Walaupun terkadang disiksa di trek off-road, Bennie tidak banyak mengubah spesifikasi kendaraannya. Menurutnya, dimensi kecil F10 ini berimbas pada bobotnya yang ringan, dan efeknya jadi kendaraan ideal buat off-road. Hanya mesin 1.000 cc asli F10 tidak lagi digunakan, gantinya mesin Toyota 3K yang punya kapasitas lebih besar 200 cc.

(Baca Juga: Modifikasi Jip, Daihatsu Taft Rocky Modif Ini Jadi Mobil Keluarga)

Namun tetap saja tenaga mesin masih pas-pasan, apalagi bersanding dengan ratio transmisi yang besar. Membuat tunggangannya ini dijuluki Kebo Hipnotis. “Soalnya kalau di trek off-road kendaraan saya ini pelan, jadi teman yang di belakang pasti ngantuk,” jelas pria yang berbisnis spare part kendaraan impor.

Bagian belakang
Walaupun begitu Bennie tetap puas dengan kendaraanya ini, “Saya merasa beruntung beli F10 ini. Selain dapat sosok kendaraan classic, kendaraan saya ini setidaknya anti mainstream buat dipakai off-road,” tutup Bennie.