Tips Rawat SUV, Ini Dia Efek Buruk Dari Merokok Dalam Mobil

Nabiel Giebran El Rizani - Senin, 25 November 2019 | 19:30 WIB

Foto ilustrasi merokok sambil menyetir mobil (Nabiel Giebran El Rizani - )

Jip.co.id - Merokok di dalam mobil mungkin hal yang cukup sering dilakukan oleh banyak orang.

Bahkan, dilakukan dengan kondisi AC yang menyala atau terkadang dimatikan agar kinerja pendingin kabin tetap maksimal.

Ternyata meskipun AC dalam kondisi menyala atau mati, sebaiknya jangan merokok di dalam mobil.

Efek jangka panjang bisa menjadikan kinerja penyejuk ruangan menjadi cepat rusak.

Seperti dijelaskan Kelvin Ong, Kepala Bengkel Rotary Bintaro, ketika merokok, otomatis jendela mobil dibuka dan debu dari luar akan masuk dan diisap oleh AC.

(Baca Juga: Perhatikan Hal Ini Ketika Ingin Membeli SUV Bertransmisi CVT)

"Kotoran atau debu itu akan masuk ke sistem AC sehingga menjadikan evaporator menjadi kotor. Efeknya jangka pendeknya akan bau hingga berjamur," ujar Kelvin di kawasan Bekasi.

Kelvin melanjutkan, jika sudah seperti itu, tentunya perawatan AC menjadi lebih cepat dan biaya yang dikeluarkan oleh pemilik mobil itu menjadi lebih besar.

Paling utama, sering mengganti filter kabin.

"Belum lagi efek jangka panjang, ada komponen AC lain yang harus diganti lebih cepat dari waktu normalnya," kata Kelvin lagi.

Selain itu, menurut dia, perawatan berkala AC sebaiknya dilakukan setiap kelipatan 10.000 km, dimulai servis kecil hingga besar.

"Kalau servis besar setiap 20.000 km. Servis evaporator biasanya setiap 8-12 bulan, dan ganti filter kabin setiap 6 bulan sekali. Kalau seperti itu, kinerja AC akan tetap normal," ucap Kelvin.