Jip.co.id - Transmisi CVT (Continuously Variable Transmission) dirancang untuk memberikan kenyamanan juga meningkatkan efisiensi bahan bakar.
Penggunaannya yang praktis, ada kebiasaan sepele yang bisa bikin transmisi CVT jebol.
Yaitu adalah menggeser tuas dari D (drive) ke R (reverse) atau sebaliknya secara cepat.
"Karena praktis tinggal geser, kadang pemilik mobil maunya langsung cepat geser tuas antara D dan R," ujar Affan Rasyid Baharuddin, pemilik bengkel spesialis JM Autoworkz dan Anugerah Motor, Pondok Gede, Jawa Barat.
Memang antara posisi D dan R terdapat N (neutral).
Dimana saat tuas digeser ke posisi N maka tidak ada pergerakan dari girboks, di sini adalah putaran pulley set untuk maju atau mundur.
Hanya saja perlu diingat, mekanikal girboks transmisi CVT butuh jeda waktu untuk memproses putaran pulley.
Baca Juga: Tips Rawat SUV, Ini Gejala Transmisi Otomatis Alami Overspeed
"Sewaktu dari D digeser cepat ke N dan langsung ke R, masih ada sedikit pergerakan dari input shaft yang sedang maju langsung digeser mundur," terang Affan.
"Gir input shaft akan mengalami benturan karena tiba-tiba gerak mekanikal langsung mundur," terusnya.
Begitu juga pada pulley set yang mengalami gesekan dengan belt yang berpindah langsung dari maju ke mundur.
"Gesekan dan benturan inilah yang bisa menyebabkan keausan bahkan rontok," tekan Affan.