Langkah ini semata dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang tak lagi puas dengan satu model.
Itu juga sebabnya Toyota-Daihatsu membuat varian-varian mobil yang sudah ada semakin dipersempit.
Ambil contoh Xenia dan Avanza yang punya varian dari rentang harga terendah Rp 80 jutaan.
Baca Juga: Modifikasi SUV, Daihatsu Terios Ini Emang Pol Banget Ubahannya
Ada versi 1.000 cc yang dijagokan Daihatsu, sementara 1.300 jadi pegangan Toyota untuk merangsek pasar.
Begitu pun ketika muncul versi 1.300 bertransmisi matik dan 1.500 cc.
Mereka rela melempar produk ke pasar kecil demi meraih volume total di pasar Indonesia.
Tampaknya Xeniavanza memang diposisikan utnuk merebut pasar kelas MPV 'murah'.
Artinya, keduanya untuk melengkapi jajaran MPV Toyota Daihatsu yang kini sudah ada di kelas murah (Xenia dan Avanza), menengah ada Kijang Innova.
Lantas kelas premium yang mengandalkan Toyota Previa (walaupun tidak terlalu diunggulkan).
Sementara di jajaran SUV, saat ini Toyota sendiri belum memiliki jagoan di kelas bawah.
Baca Juga: Untuk Modif Mobil Ini, Butuh Biaya Setara Satu Daihatsu Terios
Dalam jajaran produknya mereka hanya punya kelas atas yaitu Lexus RX (atau biasa disebut Toyota Harrier) dan kelas menengah yang mengandalkan Toyota Fortuner.
Kemunculan Toyota Rush dan Daihatsu Terios untuk mengisi pasar SUV kelas bawah yang memang masih lowong dalam line-up produk mereka.
Pertanyaan pada 2006 silam, mampukah dua sejoli ini?
Kini di tahun 2020 kita bisa lihat betapa strategi ini sungguh jitu.
Editor | : | Iday |
KOMENTAR