JIP - Inverter adalah rangkaian elektronik yang gunakan untuk mengkonversi arus tegangan listrik yang searah atau DC (pada mobil) menjadi arus dengan tegangan bolak-balik atau AC (pada rumah). Nah, dalam pemilihan inverter Anda harus jeli. Memilih inverter yang tepat selain praktis, juga akan membuat penggunaan menjadi lebih efektif.
Dalam kesempatan ini, kita akan membahas beberapa jenis inverter DC ke AC untuk mobil yang dibedakan dari jenis gelombangnya. Mengetahui hal ini sangat penting karena inverter salah satunya bekerja melalui gelombang.
Hal pertama yang harus Anda lakukan saat Anda hendak membeli inverter adalah pengecekan komponen. Hal ini penting dilakukan karena komponen pada inverter akan mempengaruhi performa inverter secara umum.
Setidaknya ada dua pilihan inverter berdasarkan komponennya. Pertama, inverter yang menggunakan hanya IC, dan kedua, inverter yang memakai trafo dengan IC? Ada perbedaan yang cukup mencolok di sini. Inverter dengan IC memang lebih murah daripada inverter dengan trafo dan IC.
Akan tetapi, inverter dengan trafo dan IC memiliki ketahanan panas yang lebih baik sehingga dapat digunakan dalam kurun waktu yang lebih lama. “Untuk off-road paling ideal menggunakan inverter dengan trafo dan IC, jadi tahan terhadap suhu dan bebannya,” ujar Nafli dari gerai Mobilindo Elektronik di kawasan Famawati, Jakarta Selatan
Selain komponen, hal lain yang harus menjadi perhatian ketika memilih inverter yang baik adalah dengan melihat daya yang dikeluarkan. Patokan dari pemilihan daya ini adalah semakin besar daya yang dikeluarkan, semakin baik.
Untuk mengetahui tingkat daya yang dikeluarkan, cek pada bagian efisiensi dari inverter tersebut. Misalnya, untuk inverter bertuliskan efisiensi 90% dengan tipe inverter berkekuatan 1000 watt, maka daya yang akan dikeluarkan adalah sekitar 900 watt. Semakin tinggi persentase, maka daya akan semakin tinggi, inverter akan semakin optimal.
Harga inverter sendiri sangat beragam, mulai dari Rp 350 hingga 600 ribu untuk daya dari 100 hingga 600 watt. Sementara untuk daya diatas 1.000 watt, rata-rata harganya mencapai Rp 1,8 hingga Rp 3,5 jutaan untuk inverter yang berdaya 2.000 watt. “Kalau untuk offroad atau outdoor, lebih enak yang menggunakan di atas 1.000 watt karena akan berguna ketika sampai harus bermalam di hutan, misalnya yang tidak ada pasokan listrik,” tambah Rahman dari gerai Aska Premium di Kalimalang, Jakarta Timur.
Pasang sekring
BIAR AMAN
Semua alat kelistrikan yang membangkitkan tenaga, mempunyai hitungan yang ketat agar tidak terjadi korsleting. Apakah itu power inverter atau converter “Biar aman saja, tegas Rahman.
Apalagi saat ini inverter sudah banyak ragam daya, mulai 50 watt hingga 1.300 watt. Padahal, pengkabelan di mobil, tidak didesain menerima arus yang besar. Tapi, bukan berarti tidak bisa dipakai. Nah biar aman, ada resepnya.
Pemasangan ukuran sekering pun ada rumusnya, yaitu watt dibagi voltase. Misalnya menggunakan inverter dengan daya 500 watt. Maka 500 watt dibagi 12 volt. Hasilnya, 41 ampere. Jadi, sekering yang dipasang pada input inverter adalah maksimal 41 ampere. Tapi, lebih aman gunakan yang 30% lebih kecil. “Misalnya 30 atau 25 ampere,” tambah Nafli.
Begitupun pada output-nya. Hitung dengan rumus yang sama. Hitungannya, 500 watt dibagi 220 volt. Hasilnya 2 ampere. Nah, kalau mau lebih aman lagi, gunakan master sekering pada aki. Ini berlaku jika power inverter yang digunakan lebih dari satu.
Caranya mudah, cukup jumlahkan saja besarnya sekering pada input. Misalkan ada 3 inverter dengan daya 500 watt. Maka, pada master sekering harus dipasang sekering ukuran 75 ampere. Dengan demikian, bila ada beban listrik yang melebihi, sekering langsung putus dan tidak terjadi gejala korsleting yang berpengaruh pada sistem kelistikan pada mobil. Aman kan?. Pratomo FJ