JIP - Semua pengguna mesin diesel commonrail pasti paham betapa sengasaranya ketika muncul asap putih berlebihan dari knalpot. Baik itu pengguna d-cab, ataupun SUV diesel, pasti pikiran akan melayang ke perbaikan dan biaya terkait.
Celakanya, seringkali persoalan yang jamak di kalangan pengguna turbo diesel ini, salah diagnosa. Ujungnya bukan hanya uang keluar percuma, tapi masalah tak kunjung beres.
Simak pengalaman David Lee, bos bengkel Auto Creative ini juga punya Ford Everest 2014 yang jadi SUV kesayangannya.
“Everest saya bermesin 2.500 cc turbo diesel sudah menempuh 35.000 km, tahu-tahu mulai mengembuskan asap putih, sesekali asap hitam.
Saya pun sadar, inilah saatnya menghadapi masalah yang banyak menghantui pemilik mesin diesel commonrail.”
Sebelum melanjutkan, silakan simak diagnosa warna asap diesel. Disitu terpampang jelas, bila warnanya putih dan hitam, bagian mana yang harus diperiksa. Saya pun mencoba mengeliminir persoalan ini, secara bertahap.
- Mengeliminasi masalah air di bahan bakar dan masalah turbo. Campurkan tiga kaleng Lambda Tank Diesel untuk menghilangkan air, serta meningkatkan nilai cetane pada solar.
Asap putih langsung hilang. Sayangnya, ini hanya bertahan seminggu. Setelah itu, apapun yang dilakukan pada bahan bakar, asap putih tetap membandel.
- Berikutnya, periksa apakah turbocharger bermasalah. Cara paling mudah, copot saluran dari filter udara ke input turbo, lalu coba gerakkan turbin dengan tangan.
Bila turbin bergerak sedikitpun, artinya seal turbo rusak. Ternyata turbonya masih sehat.
Untuk memastikan, unit turbocharger dicopot dari mesin, lalu periksa apakah ada tumpukan oli berlebihan di sisi exhaust turbo.
- Memeriksa nosel injektor. Untuk itu, tak perlu mencopot injektornya. Periksa mesin via scanner ke ECU, yang akan menunjukkan bila ada masalah melalui kode-kode tertentu.
Hasilnya, semua masih bagus, bahkan fuel pump commonrailnya pun bekerja sesuai spesifikasi, yakni memberi tekanan 30.000 psi.