Ranger Darat Dan Laut

Rabu, 6 September 2017 | 13:33 WIB

Kompol Dr Judi pun tergerak hatinya.

Bahkan Kompol Dr Judi pernah menerima pasien yang terpaksa harus ditandu, karena ambulansnya tak bisa menjangkau lokasi.

“Tentu ini akan membahayakan jiwa jika pasien tak lantas tertangani medis,” ujar Kompol Dr Judi.

tabung oksigen dan regulatornya

Memanfaatkan Ford Ranger 4x4 2010 yang memang inventaris Rumkit Bhayangkara Palu, Kompol Dr Judi pun menyulapnya menjadi UGD mobile.

“Sebenarnya Ford Ranger ini dulunya bantuan buat mobil ambulans. Namun sebatas alat transportasi.

Kalau sekarang alatnya sudah makin lengkap, sehingga bisa dipakai untuk keperluan UGD.”

Alih-alih untuk pelayanan masyarakat, ambulance ini pun bisa berfungsi apa saja. Apalagi dengan spesifikasi 4x4 yang sudah diupgrade untuk kebutuhan off-road.

Dan yang paling membanggakan, ketika Ranger ini ikut membantu dalam beberapa operasi kepolisian untuk pemulihan keamanan.

Tak jarang Ranger ini diajak berhari-hari ke medan operasi sebagai kendaraan suporting medis.

Sekaligus memberikan bantuan pelayananan kesehatan kepada masyarakat yang dilewati.

Mesin masih mempercayakan pada spesifikasi pabrikan
kaki-kaki diset ulang

Tugas lainnya, Ranger ini bisa mengawal beberapa event off-road yang memang menjadi agenda rutin Polda Sulteng.

Mengajak masyarakat untuk beradventure motor sekaligus memberikan pembinaan keselamatan berkendaraan.

Pelek Ballistik Off-road yang dipesan dari Surabaya, dipasangkan dengan ban M/T Achilles Dessert Hawk 33/ 12.5 R20. Ini membantu traksi di medan buruk, dan cukup nyaman di jalan mulus.
Bagian depan terpasang bumper custom dan Winch Elektrik Warn VR10.00.
Di bagian buritan masih dibasang towing bar ARB untuk menarik perahu

Makin kompletnya peralatan medis yang dimiliki, Ranger ini pun menjadi garda depan salah satu tim SAR dari Polda, Sulteng.

Mengingat banyak pantai dan lokasi diving, Ranger pun diset untuk bisa menarik boat tim SAR.

“Ketika ada korban atau pasien yang berada di laut, Ranger tinggal menunggu di bibir pantai menunggu perahu SAR mengevakuasinya.” Catur Wibowo /  Dok Rumkit Bhayangkara Palu