jelas pria yang banyak bergumul dengan KIA Sportage 4x4 ini.
”Setiap peranti tersebut memiliki peran sendiri-sendiri, di mana satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
Apabila salah satu peranti tersebut mengalami kerusakan, maka proses penguncian pun gagal,” imbuhnya.
Sakelar pada tuas transfercase menjadi peranti pertama yang mengawali proses.
Sakelar akan beroperasi secara otomatis apabila tuas diposisikan pada 4H ataupun 4L.
Sakelar mengirimkan sinyal arus listrik untuk mengaktifkan silenoid, sehingga katup silenoid terbuka dan menimbulkan kevakuman (akibat mesin hidup).
Efek vakum mendesak perangkat pada ujung freelock hub bergerak maju, untuk mengunci.
Sedangkan resevoir berfungsi untuk membuat kondisi vakum lebih kuat dan stabil.
”Semua proses tersebut terjadi pada saat mesin hidup. Udara yang diambil dari intake akan memberi tekanan terus-menerus sehingga freelock terkunci,” terang Agus.
”Maka jika mesin kendaraan tersebut dimatikan, maka otomatis akan disconnect walau posisi tuas pada 4x4,” imbuhnya.
”Dan bila mesin kembali dihidupkan, secara otomatis freelock akan tersambung kembali,” jelasnya.
Walau menawarkan kemudahan dalam pengoperasian, namun sistem ini lebih riskan gagal dibandingkan versi full mekanikal.
Semakin banyak peranti yang terlibat, maka semakin besar pula peluang terjadi kegagalan.
”Semua peranti berpeluang rusak dan menggagalkan proses penguncian.
Mulai dari sakelar, silenoid, kebocoran pada selang, kotor pada unit autolock dan beberapa kemungkinan lain.
Singkatnya, karena melibatkan sistem kelistrikan, kebocoran udara dan juga seal menjadi isu yang harus diperhatikan.
Kondisi prima dari masing-masing piranti terkait harus diperhatikan,” tutupnya.
Thanks to:
Agung Motor
Jl. H Naman , Transito no 92, Pondok Kelapa Jakarta-Timur
Telp : 08567473433