Makanya, beberapa komponen diakui sebagai buatan sendiri, atau dikanibal dari kendaraan yang memang mirip fungsinya.
“Semisal tiang kaca spion, jok, grill depan, dan banyak lagi. Tapi sebisa mungkin dapat yang orisinal, selama biayanya memang masuk akal,” ujarnya.
Soal kanvas dan pintu aslinya, ia menyimpannya di rumah.
“Kondisinya belum direstorasi, aku masih ingin mencari bahan kanvas yang pas,” ujarnya.
Saat ditanya apa yang paling sulit ketika membangun Jangkrik ini, ia hanya menjawab enteng “Kalau ditawar orang.”
(BACA JUGA: Ini Cara Mengoptimalkan Mesin Diesel Lawas)
Inginnya sih orisinal, tapi demi kepraktisan, jeroan diupgrade menjadi 1.000 cc dengan kruk-as dan setang F10A Suzuki Carry.
Urusan mesin relatif mudah buat Damar, pasalnya ia juga mengelola bengkel spesialis mesin K-Zero.
Ban ini yang paling mirip bawaan aslinya, Hi-Miler Ground Grip yang dipesan khusus ke Bridgestone.
Harganya tak jauh beda dengan Extragrip, tapi lantaran stok lawas, maka dapatnya yang produksi 2005. Peleknya sendiri dari AMC CJ versi militer.
Lampu belakang orisinal, dengan lampu pinggir dari LJ versi militer.
(BACA JUGA: Estimasi Biaya Perawatan Toyota Fortuner Diesel Di Bengkel Resmi)
Memang dikomentari gak pas, tapi Damar menganggap itu jadi keunikan tersendiri.
Pengikat windshield ini terbuat dari kulit, diambil dari pengikat kap mesin dari Morris Mini Cooper.
Gardanorisinal LJ80 dengan final gear 4,7 :1. Pelindung gardan Okuyama, aksesori asli buat Corolla DX GT.