Di seri 40, beberapa penyempurnaan pun dilakukan. Transfercase dari 2 percepatan menjadi 3 (HiLow).
Juga memperluas lantai depan dengan memindahkan tuas girboks ke kolom setir. Sehingga ruang depan bisa muat 3 orang.
(BACA JUGA: Cara Bersihkan Noda Aspal Dan Serangga Di Bodi Mobil)
Masuk 14 tahun seri 40 mendapatkan mesin 2F 6 silinder sebaris berkapasitas 4.200 cc (130 dk) dan mesin diesel B 4 silinder sebaris 3.200 cc.
Tipe mesin diesel inilah yang selanjutnya populer dengan sebutan Toyota Land Cruiser BJ40.
Saat seri 40 masih diproduksi, lahir lagi adik kandungnya, FJ55 (1964-1974).
Namun varian yang akrab disebut Toyota Commando ini tak terlalu banyak terlihat di Indonesia.
Maklum, varian ini memang diproduksi khusus untuk pasar Amerika dan Eropa.
Pun demikian dengan seri 60, 70, 80 dan 100.
(BACA JUGA: BMW X4 2019, Semakin Besar, Cepat Dan Kuat)
Khusus di seri 70, Land Cruiser membuat perubahan besar.
Memperkecil dimensi, menurunkan kapasitas mesin, serta merevolusi suspensi dari per pikul menjadi per keong.
Di seri 70 inilah muncul dua tipe yang masing-masing diberi nama Bundera dan Prado.
Perubahan sistem suspensi terjadi lagi di seri 90 (1997).
Pada varian ini mulai diperkenalkan suspensi independen pada roda depan.
Sedang di seri 100 telah dipasang sistem Active Height Control (AHC).