Rekondisi Joint Agar Sendi Kembali Sehat

Nabiel Giebran El Rizani - Jumat, 18 Mei 2018 | 11:00 WIB

Rekondisi joint (Nabiel Giebran El Rizani - )

Jika dirasakan ada celah, besar kemungkinan part tersebut sudah aus.

“Jangan lupa perhatikan kondisi karet penutup joint-joint tersebut jika didapati sudah robek, walaupun kondisi belum oblak dapat dipastikan umur pakainya tak bakal lama.

Karena debu bakal menyelinap dan gemuk akan mengering.

Otomatis bola besi tidak mendapatkan pelumasan yang cukup,” jelas Jonno, pria ramah pemilik bengkel Jantra di bilangan Lebak Bulus.

Karet yang menentukan awet tidaknya joint
Lantas jika ditemukan ada kelainan, tentu solusinya part tersebut diganti baru.

Namun untuk beberapa jenis mobil akan jadi masalah jika ketersediaan part pengganti sulit.

Kadang ada yang harus inden ataupun part asli harganya lumayan mahal.

Lalu apa solusinya kalau sudah begini?

(BACA JUGA: Modifikasi Toyota Avanza Dengan Gaya Rally Look)

Opsi rekondisi bisa jadi salah satu jalan keluarnya.

“Prosesnya cukup simpel kok, garis besarnya ball joint atau tie rod dibongkar dulu.
Lalu bantalan untuk bola besi diganti dengan bahan polioksi metilena (POM).

Kelebihan bahan ini selain tahan panas, juga punya ketahanan friksi yang baik.
Deformasinya pun rendah ketika diberi beban,” perinci Jonno.

Selanjutnya komponen itu dirakit kembali.

Penampakan asli bahan polioksi metilena /POM yang masih mentah.
Tentu dengan teknik khusus, kemudian diberi gemuk yang tahan panas plus ditutup karet yang mempunyai daya tahan yang lebih kuat.

“Untuk pengerjaan masalah tie rod atau balljoint lebih enak jika dikerjakan secara set.
Karena sering didapati ketika hanya satu atau dua titik diperkuat, bagian joint-joint yang lama, umurnya tidak akan panjang,” imbuh Jonno.

Lantas urusan biaya? “ Tergantung jumlah joint yang ada di drag link, semakin banyak tentu semakin tinggi biayanya.

Sebagai gambaran untuk Suzuki Jimny satu setnya terdiri dari 6 joint habisnya sekitar Rp 500 ribu.

Kalau dipakai untuk kegiatan ekstrem seperti off-road kompetisi kuat enggak ya?