Pakai Ban Besar Memang Gagah, Tapi Ada Resikonya

Nabiel Giebran El Rizani - Senin, 4 Juni 2018 | 17:15 WIB

Penggunaan ban besar ternyata ada resikonya (Nabiel Giebran El Rizani - )

Jip.co.idSebuah jip ataupun SUV akan terdongkrak penampilannya menjadi setelah ban diganti dengan profil lebih kasar dan juga berukuran lebih besar.

Penggantian ban berukuran besar memberikan keuntungan berupa bertambahnya ground clearance, approach angle maupun depature angle.

Sehingga dijadikan solusi wajib untuk menambah kemampuan kendaraan menjelajah daerah yang memiliki kontur permukaan yang buruk.

Tie rod end dan ball joint menjadi bagian pertama yang dihajar penggantian ban besar
Namun sebenarnya, ban dengan diameter dan ukuran yang lebih besar menimbulkan efek samping.

Pertama, tentunya lebih berat. Penambahan bobot ini tentunya memberikan dampak buruk.

(BACA JUGA: Datsun Cross, Tampil Berotot Khas Mobil Crossover)

Yang paling sering dihajar adalah kaki-kaki, yang terdiri atas tie-rod, ball joint, disusul bearing dan kemudian as roda.

Sah-sah saja mengganti ban dengan ukuran yang lebih gede, namun perlu diperhatikan ukurannya.

Semakin besar dan jauh dari ukuran standar pabrik, maka bagian-bagian tersebut semakin rentan akan kerusakan.

As roda dengan spline terkilir ataupun patah sebagian besar terjadi karena penggunaan ban besar
Bushing, tie-rod dan ball joint menjadi tokoh utama yang paling dahulu KO dalam hal ini.

Hal ini berlaku pada semua jenis kaki-kaki , baik itu rigid axle dengan per daun, coil spring maupun suspensi independen.

Bearing alias laher menduduki posisi kedua sebagai bagian yang cepat memble

Sebagaimana dua perangkat sebelumnya, as roda pun ikut menderita saat ukuran ban diperbesar.

(BACA JUGA: Totalitas Bikin Agya Gaya Rally)

Bearing apapun itu spesifikasinya didisain untuk menahan hingga batas tertentu. Semakin besar ban , semakin besar pula kemungkinan cepat rusak.
Akan membuat as bekerja lebih keras, dengan demikian pada saat as roda memilin ban, maka memiliki stres lebih tinggi, yang menyebabkan as roda menjadi lebih rentan untuk patah, atau setidaknya splinenya terpelintir.

Kita harus sadar bahwa setiap modifikasi ataupun penggantian akan memiliki konsekuensi.

Sehingga hal ini akan menjadi dasar kesadaran akan batasan perangkat dan menjadi pertimbangan saat melakukan modifikasi.