Jip.co.id - Kondisi suhu mesin yang panas serta penguapan, umumnya menyebabkan volume oli mesin bisa berkurang.
Sering kali, pengendara beranggapan bahwa ketika volumenya berkurang, maka harus segera ditambah.
Nah, apakah hal tersebut sudah benar?
“Kurang tepat. Jika volume oli mesin berkurang, banyak pengendara langsung menambahkannya kembali. Ini salah satu mindset yang banyak terjadi,” ujar Shofwatuzzaki, Shell Lubricants Technical Manager PT Shell Indonesia di Jakarta (5/6).
(BACA JUGA: Apa Bedanya Spooring dan Balancing Mobil?)
Lalu, bagaimana hal yang seharusnya dilakukan?
Untuk mengecek volume oli mesin, pahami dulu penunjuk batasan volume yang ada di tongkat dipstick.
“Kalau dilihat di dipstick, ada tanda batas minimum dan maksimum volume oli,” jelas pria yang biasa dipanggil Zaki ini.
“Idealnya, volume oli mesin itu berada di posisi batasan antara maksimum dan minimum. Ada di tengah-tengahnya,”lanjutnya.
(BACA JUGA: Ini Dia Jadwal dan Tempat Launching Suzuki Jimny 2019 di Indonesia)
Jadi, perlukah melakukan top up oli mesin?
“Kalau masih berada di antara batas maksimum dan minimum, tidak perlu dilakukan penambahan. Penambahan baru dilakukan jika volumenya berada di bawah batas minimum,” terang Zaki.
Sebagai catatan, volume oli mesin yang terlalu banyak akan membuat kinerja mesin menjadi lebih berat.
“Salah satu dampak pengisian oli yang berlebihan adalah akselerasi mobil menjadi berkurang,”kata Zaki.
(BACA JUGA: Optimalkan Mesin Diesel Common-rail Setelah Remapping ECU)
Sedangkan volume oli yang kurang dari batas minimum akan menyebabkan sistem pelumasan di mesin tidak maksimal.
“Efeknya tentu akan merusak komponen-komponen mesin jika terus dibiarkan,” tutup Zaki.
Sudah tahu kan, jadi jangan asal tambah ya.