(BACA JUGA: Cocok Gak Nih Kalau Toyota Rush Pakai Gril ala Lexus?)
Meski mengusung embel-embel nama ‘Vitara’, Suzuki tak membawa varian 4x4 ke Indonesia.
Satu hal yang mencirikan ia membawa DNA Vitara lawas adalah letak ban cadangan yang diposisikan di bagian tengah pintu belakang.
Dibanding Vitara generasi lawas maupun Grand Escudo, dimensinya membesar dengan ukuran (PxLxTxW) 4.500 X 1.810 X 1.695 X 2.640 mm.
Kabinnya cukup nyaman ditempati 5 penumpang, terlebih tak adanya bangku baris ketiga sehingga daya tampung bagasi bisa lebih banyak.
(BACA JUGA: Isuzu Rilis D-Max X-Series Limited Edition, Jadi Sporty Nih)
Pada generasi ini hanya ada dua varian yang ditawarkan oleh Suzuki, JX dan JLX dengan transmisi manual dan otomatis.
Meski begitu, citra tangguh tetap ditunjukkan dengan sistem penggerak roda belakang (RWD) dan suspensi independen di keempat roda.
Tahun 2009, Suzuki menyegarkan Grand Vitara dengan diperkenalkannya mesin 2.400 cc 4-silinder.
Berkode J24B, mesin ini punya tenaga yang lebih menjanjikan ketimbang versi 2.000 cc.
Tenaganya mencapai 166 dk pada 6.000 rpm dan torsi maksimal 225 Nm pada 4.000 rpm.
SUV Suzuki ini terasa lebih mewah dan bertenaga berkat dikenalkannya mesin baru, fitur-fitur terkini, hingga nuansa lapisan kulit di sekujur interiornya.
Suzuki kembali melakukan facelift kepada Grand Vitara di tahun 2012, strategi yang dipilih kali ini mengubah tampilan eksteriornya.
Paling kentara desain lampu depan dengan bezel-nya yang dicat hitam, cara ini memberi kesan sorot mata tajam dan juga mengekspos bentuk proyektor lampu.
Jika dibandingkan dengan beberapa SUV di kelasnya, Grand Vitara terbilang minim teknologi dan fitur canggih.
Namun berkat kesederhanaannya itulah, Grand Vitara bisa bertahan sampai sekarang.
Bahkan sepuluh tahun lebih sejak kehadiran pertamanya di Indonesia, kondisi unit bekas Grand Vitara terbilang cukup bandel dan minim keluhan.