Jip.co.id - Tentu bukan tanpa alasan menggunakan kata ‘gado-gado’ untuk menggambarkan modifikasi Suzuki Vitara keluaran 1993 ini.
Bahkan Alpian Piuk sebagai pemiliknya juga baru sadar, kalau mobilnya tersebut seperti gado-gado.
“Benar juga tuh sebutannya. Karena ada banyak merek mobil yang ada di sini,” ungkapnya sambil menunjuk mobil yang sudah semi tubular tersebut.
Enggak percaya? Nih, akan kami buka.
(Baca Juga : Suzuki Grand Vitara, Cermati Masalah Dan Cara Bikin Segar Kembali)
Mobil dan surat-surat resmi Suzuki Vitara.
Mesin pakai Honda.
Kaki-kaki lebih banyak Toyota.
Masih belum cukup, untuk pengerjaan juga beda-beda bengkel tuh.
Bodi, kaki-kaki, mesin dan ECU mobil beda bengkel.
Percaya dong sekarang kenapa disebut mobil ini ‘Gado-Gado Racing’, hehehe...
PER BAGIAN BEDA BENGKEL
"Untuk bodi dan sasis, ya serahkan ahli bikin tubular, dan lainnya"
"Setelah itu, hasilnya akan sempurna,” ucap pria yang juga hobi adventure off-road ini.
(Baca Juga : Suzuki Grand Vitara, Pesona Tertua Sudah Di Angka Rp 80 Jutaan)
Untuk bodi dan sasis tubular, Piuk, panggilan akrabnya memilih racikan Haji Endang.
Sama seperti ketika dirinya membangun Suzuki Jimny beberapa tahun lalu.
Patut diakui, mobil racikan Haji Endang memang terlihat enak dipandang dengan pipa-pipa yang tidak terlalu semrawut.
Pada Vitara ini, sasis asli hanya disisakan sedikit, paling tidak sekitar 10 persen.
Hanya pada ‘kotak’ kabin berada. Selebihnya sudah berganti pakai pipa-pipa.
Bumbu penyedap pada si ‘Gado-Gado Racing’ ini ada di kaki-kaki.
Menurut Piuk, cukup banyak dirinya mengandalkan barang dari Toyota Hiace.
“Paling utama gardan, karena kuat dan lebarnya juga pas.Barangnya juga cukup mudah dicari,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk kopel dari transfer case ke gardan sangat pendek.
“Nah, kalau yang itu custom. Karena tidak ada kopel sependek itu,” jelasnya.
Untuk memasang bumbu penyedap ini, Piuk menyerahkan ke Kariem, yang juga jadi navigatornya saat berlaga di ajang speed off-road grup G3.2.
Sampai pada titik ini, sudah dua nama yang disebut, yakni Suzuki dan Toyota, kemudian Haji Endang dan juga Kariem.
Diakui oleh pria yang pernah duduk di DPRD Kota Pagaralam ini, dirinya tak tahu pasti K24-nya secara detil.
“Yang pasti dapat dalam keadaan sehat dan tidak banyak oprek-oprek. Tinggal pasang ke ruang mesin,” sebut pria asli Sumsel tersebut.
(Baca Juga : Yuk, Kilas Balik Tentang Suzuki Grand Vitara Selama Ada di Indonesia)
Pengerjaan mesin diserahkan ke Kariem.
Diracik sedemikian rupa supaya ‘bergabung’ bersama dengan transmisi punya Toyota Crown serta transfer case milik Jeep Cherokee.
Pekerjaan tersebut tak bisa dibilang ringan, karena harus dipastikan semua bergerak dengan baik.
Pemilik bengkel Amphibia Motorsport di Pondok Gede, Jaktim ini bertugas untuk menghidupkan dan tuning mesin.
Percuma semua terangkai dengan baik kalau tak bisa hidup.
DATA MODIFIKASI
Mesin & Transmisi :
Dapur pacu Honda K24, ECU standar, gardan Toyota Hiace, transmisi Toyota Crown, transfer case Jeep Cherokee, kopel custom
Suspensi & Casis :
Coil over Bypass King Shock, casis tubular, bodi plat dan custom.
Plus : Mobil terlihat rapi dan simple
Minus : Modifikasi belum membuahkan hasil maksimal