Cari SUV Diesel Bekas, Ini Cara Cek Mesinnya Sehat atau Tidak

Dwi Wahyu R. - Senin, 14 Oktober 2019 | 11:14 WIB

Ilustrasi mesin diesel Toyota Fortuner (Dwi Wahyu R. - )

Jip.co.id-SUV diesel kerap jadi primadona alias model incaran di bursa mobil bekas.

Contohnya SUV diesel bekas yang jadi incaran adalah Chevrolet Captiva Diesel, Mitsubishi Pajero Sport, Toyota Fortuner, dan Ford Everest.

Salah satu tantangan membeli SUV diesel bekas adalah cara mengecek kondisi mesinnya itu sehat atau sakit.

Untuk memeriksa mesin mobil diesel bekas sangat mudah, tinggal perhatikan beberapa hal ini saja.

Ryan/GridOto.com
Ilustrasi cek oli mesin

(Baca Juga: Harga Isuzu MU-X Bekas Terkini, Big SUV Diesel yang Kaya Fitur)

1. Cek Dipstick atau Lubang Pengisian Oli Mesin

Langkah paling mudah untuk menentukan mesin diesel sakit atau masih sehat.

Hidupkan mesin dan bila perlu menunggu mesin panas dulu.

Kemudian buka tutup lubang pengisian oli mesin atau cabut dipstick pengukur kapasitas oli mesin.

Kalau keluar asap putih banyak dan oli muncrat kemana-mana, maka itu menandakan mesin rusak.

Muhammad Agung/GridOto.com
Ilustrasi titik kebocoran oli mesin mobil

(Baca Juga: Pilihan SUV Diesel Bekas Penggerak Belakang yang Bisa Angkut 7 Orang)

2. Tetesan Oli di Kolong Mobil

Pertama melihat langsung dari fisik mesin, bila di bodi mesin banyak bekas lelehan oli bisa diduga ada kebocoran.

Selain itu, perhatikan kolong mobil saat parkir.

Jika ada bekas tetesan oli dan lantai terlihat ada bagian yang kotor hitam, menandakan terdapat pelumas yang bocor.

Penyebab oli bocor bukan cuma dari dari paking, tapi juga daril seal kruk as.

Dok. Otomotif
Asap knalpot dari mobil diesel

(Baca Juga: Mulai Terlupakan, Chevrolet Captiva Sang SUV Diesel Value for Money )

3. Lihat Asap Knalpot

Jika asap hitam sedikit keluar ketika lepas gas, itu normal.

Namun, jika asap hitam pekat bisa jadi indikasi filter udara kotor atau nosel injektor sudah rusak.

Kalau yang terakhir rusak, biaya yang dikeluarkan cukup besar.

Jika asap berwarna putih bisa disebabkan filter bahan bakar dan water sediment kotor.

Akibatnya pasokan bahan bakar lebih sedikit dibanding udara.