Bicara soal suspensi belakang independen miliknya, menyajikan kestabilan saat menikung cepat dengan kecepatan di atas 130 km/jam, begitu juga saat digeber di jalan lurus.
Namun itu hanya berlaku ketika ada penumpang dan pengemudi di bangku depan saja. Begitu sarat muatan (5 orang dewasa) plus barang bawaan, suspensi malah terasa turlalu empuk, sehingga ada gejala sedikit limbung kala menikung.
Tetapi, Grand Vitara merupakan SUV modern yang memberikan jawaban bagi penggema' 'SUV sejati' dengan penggerak rcda belakang (selain 4WD, tentunya).
(Baca Juga: Suzuki Jimny Udah Siap Banget Diajak Kotor-kotoran)
Di mana ada keseimbangan distribusi bobot, antara berat mesin di depan dengan bobot gardan dan as kopel di belakang.
Begitu pula distribusi 'pemanfaatan' kaki-kaki, kondisi roda ciepan 'bekerja keras' sebagai tunpuan saat membelok sekaligus menerima beban penggerak mobil tidak akan terjadi. Komponen kaki-kaki penggerak roda belakang relatif lebih awet, meski konsekuensinya ruang di kolong dan bobot mobil bertambah
Alasan inilah yang ntembuat salah satu produsen mobil terkemuka di Jerman pun keukeuh dengan tarikan roda belakang pada mobil produknya. Memang cukup mengasyikkan, ketika bermanuver tak ada gejala understeer layaknya mobil berpenggerak roda depan.