Cara Mudah Atasi Kendala Pada Toyota Land Cruiser Series 200

Rindra Pradipta - Minggu, 2 Agustus 2020 | 21:16 WIB

Toyota Land Cruiser 200 (Rindra Pradipta - )

Jip.co.id - Toyota Land Cruiser selalu punya image sebagai kendaraan tangguh, nyaman dan anti rewel. Tidak heran, kalau Land Cruiser kendaraan 4x4 yang paling digemari.

Dan sampai generasi Land Cruiser series 200, masih belum banyak keluhan soal mobil ini.

Ternyata, pada series 200 mulai ada kendala cukup serius. Yang menyerang sektor mesinnya.

Hal ini disampaikan oleh Wahyu Lamban Jatmiko, yang sudah beberapa kali overhaul mesin series 200.

Baca Juga: Bawa Alat-Alat Ini Dijamin Camping Jadi Lebih Asik dan Nyaman

"Di Indonesia, series 200 mesin bensin ada tipe 2UZ-FE dan 3UR-FE. Nah untuk kedua mesin bensin V8 itu tidak pernah kendala sama sekali," ucap Wahyu.

Untuk mesin bensin paling kendalanya karena cukup akrab dengan pom bensin. hehehe. Tapi ini semua sebanding dengan tenaga yang dihasilkan.

Tipe 2UZ-FE memiliki kapasitas 4.7 Liter dengan tenaga 271 hp dan torsi427 Nm. Sedangkan 3UR-FE memiliki kapasitas 5.7 Liter dengan tenaga 362 hp  dan torsi 543 Nm.

Sedangkan untuk mesin diesel memiliki masalah cukup serius. "Series 200 ini masuk dari APM resmi dan importir umum. Namun keduanya sama-sama memiliki kendala yang sama," ucap pemilik workshop Lamban Garage.

1VD-FTV

Mesin diesel series 200 adalah 1VD-FTV Diesel memiliki kapasitas 4.5 liter. Dengan tenaga 217 hp dan torsi 430 Nm.

Baik versi IU dan APM, mesin diesel ini sudah dilengkapi catalytic converter Euro 3  pada versi APM dan IU dilengkapi EGR (Exhaust Gas Recirculation) karena standar Euro 4.

"Pada catalytic converter dan EGR mudah sekali terjadi penumpukan karbon. Kalau sudah menumpuk akan terjadi peningkatan pada suhu ruang bakar yang cukup tinggi," papar Wahyu.

Dengan meningkatnya suhu pada ruang bakar. Akan mengurangi juga kerja pelumasan pada ruang bakar.

Baca Juga: Teknik yang Tepat Ketika Menggunakan Winch Saat Melakukan Recovery

"Efeknya bila hal tersebut berlangsung cukup lama akan merusak ring piston dan boring silinder. Piston akan longgar dan terjadi kebocoran kompresi," jelas Wahyu yang sudah menangani lima kasus pada mesin diesel series 200.

Sebenarnya pada versi APM sudah dilengkapi fitur self cleaning pada catalytic converter-nya. Dengan cara membakar sisa carbon yang menumpuk pada catalytic.

Sayangnya hal ini berlangsung cukup singkat dan sering. Karena pembersihan EGR harus dioperasikan secara manual, biasa pemilik series 200 tidak sadar. Jadi suhu diruang bakar akan meningkat dan merusak piston.

"Saran saya, untuk mengurangi kendala tersebut baiknya catalytic converter dan EGR dicabut. Dan harus sering dibersihkan secara berkala," jelas Wahyu.