Ini Resiko Mobil yang Jarang Dipakai, Bagian Rem Bisa Jadi Begini

Nabiel Giebran El Rizani,Radityo Herdianto - Kamis, 24 September 2020 | 11:45 WIB

Ilustrasi rem mobil (Nabiel Giebran El Rizani,Radityo Herdianto - )

Jip.co.id - Ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pasti banyak pemilik mobil jarang sekali untuk menggunakan kendaraannya.

Nah, hal ini harus diwaspadai bisa jadi timbul gejala rem mobil macet.

Karena selama mobil jarang dipakai setidaknya Anda harus tetap memanaskan mesin mobil untuk menjaga sirkulasi oli.

Juga mobil harus dijalankan beberapa saat untuk menjaga performa rem mobil tetap optimal.

"Kalau cuma dipanaskan, udara di area kolong mobil cenderung berputar di bawah," ujar Koko, pemilik bengkel spesialis Prabuss AutoWorks, Jakarta Selatan kepada GridOto.com.

Baca Juga: Mengenal Dua Jenis Locker Buat Off-Road

ryan/gridoto.com
Ilustrasi cakram mobil

Tambah Koko, apalagi saat mesin tidak dipanaskan udara di kolong mobil cenderung lembab.

Baik dari bekas air di permukaan tanah atau ada bagian kaki-kaki mobil yang masih basah setelah jalan atau cuci mobil.

"Akan terjadi penguapan dimana bagian kaki-kaki, terutama rem yang cenderung mengembun ada air mengendap," terang Koko.

Udara lembab yang dibiarkan menyebabkan munculnya karat dari oksidasi pada material logam cakram atau drum tromol.

Baca Juga: Punya Suzuki Jimny Langka Satu Ini, Rasanya Seperti Mendapat Durian Runtuh

www.toyota.astra.co.id
Ilustrasi Injak Pedal Rem Mobil

Saat bagian rem berkarat, kampas rem yang menempel di cakram atau drum tromol cenderung jadi lengket.

"Karena posisi kampas cenderung menempel lama di satu posisi dalam waktu cukup lama," sebut Koko.

Menurut Koko, inilah yang menjadi penyebab laju mobil terasa tertahan waktu ingin dipakai lagi setelah lama ditinggal.

"Jadi mobil tetap harus dijalankan supaya cakram atau drum tromol berputar, kampas rem yang menempel rata," tutur Koko.