“Center of gravitation diubah total. Mesin dan girboks dimundurkan 15cm, namun tranfercase tetap ada pada tempatnya semula. Kopel dari girboks ke tranfercase yang direvisi panjangnya,” lanjut Fiddoh. “Sehingga distribusi berat berat kendaraan terbagi sesuai dengan yang diinginkan”. Trik modifikasi si Bajak laut ini tergolong tidak neko-neko.
“Kita hanya sedikit melakukan pemolesan terutama pada distribusi berat kendaraan. Sedangkan wheelbase sebisa mungkin didekatkan dengan posisi standarnya. Posisi ini yang membuat Jimny Jangkrik sakti melahap tikungan”.
Mesin F8A berkapasitas 797cc diganti dengan mesin F10A 970cc standar. Pemilihan mesin ini diambil dengan pertimbangan bisa langsung klop terpasang pada girbok Jangkrik yang terkenal memiliki perbandigan gigi low.
Pada pemasangnnya, mesin ini dimundurkan 15 cm untuk mendapatkan distribusi berat yang ideal.
Beberapa modifikasi lainnya seperti bagian winch, Warn 8274 M50 dimodifikasi dengan double motor, walaupun telah tersedia aftermarket untuk twin motor, namun nampaknya Djoko lebih enjoy meramunya sendiri.
“Sebenarnya sih lebih murah jika beli produk aftermarketnya", tutur Fiddoh sembari membeberkan biaya ekperimen yang menghabiskan dana seharga nyaris tiga buah Winch Warn 8274.
Lagi-lagi disebabkan oleh pertimbangan distribusi berat badan, winch ini pun diletakkan dibelakang kabin penumpang.
Baca Juga: Cara Mudah Merawat Free-Lock Hub di Mobil 4x4
Perbandingan gigi low pada girboks dan transfercase LJ80, menjadikan kedua rangkaian ini tetap bertahan di tubuh si Bajak Laut.
Khusus tranfercase, Djoko mengubah tranfercasenya menjadi dua tuas. Tuas pertama berfungsi untuk memfungsikan 4x4 atau 4x2, sedangkan tuas kedua berfungsi untuk pilihan gigi low (L) atau high (H).
Jadi otomatis Djoko memiliki pilihan posisi tranfercase 2H, 4H, 4L dan 2L. Untuk gardan bawaan asli dipertahankan dan direinforce. Sedangkan final gir dipatok pada rasio 5,375 : 1.