Jip.co.id - Kendaraan moderen tidak hanya lebih efisien dan nyaman, namun juga sarat dengan peranti keselamatan, seperti airbag.
Perangkat yang pemakaiannya dipelopori oleh General Motors dan Ford Motor Company di era tahun 1970-an ini telah ditetapkan oleh sebagaian produser kendaraan roda 4 atau lebih, sebagai standar keselamatan yang dikembangkan.
Sebuah kendaraan terkini tak jarang memiliki lebih dari satu airbag, bahkan ada yang memiliki hingga 10 buah airbag.
SUV dan kendaraan 4x4 pun dewasa ini telah dilengkapi dengan peranti ini.
Faktanya, SUV dan 4x4 menjadi salah satu kendaraan yang banyak dimodifikasi, salah satunya dengan menggunakan bumper aftermarket berbahan besi.
Baca Juga: Dua Jenis Snorkel yang Bisa Bikin Mobil Aman Melewati Banjir
Pemasangan bumper tak jarang juga diikuti dengan instalasi winch.
Kehadiran bumper besi yang lebih berat dan keras dibandingkan dengan bumper bawaan asli kendaraan, cenderung menyebabkan malfungsi untuk aktifasi airbag.
Pada saat terjadi impact, sensor tidak dapat terpicu sehingga airbag gagal mengembang.
Itu cerita lama, bumper aftermarket mengalami pengembangan dan teknologi terkini yang dipakainya menyebabkan airbag dapat berfungsi dengan normal.
Street Legal yang diberlakukan pada beberapa negara, khususnya negara maju yang mendorong munculnya bumper seperti ini.
ARB diketahui sebagai produsen aftermarket bumper pertama yang mengembangkan bumper aftermarket yang bisa mengakses sensor airbag ini.
Kunci dari teknologi bumper ini terdapat pada braketnya.
Baca Juga: Pilihan SUV Eropa Bekas Dengan Harga yang Bikin Nyaman Kantong
Braket ini memiliki desain dan konstruksi khusus, jika mendapatkan impact akan ringsek dan kemudian memicu sensor airbag.
Walau demikian bukan berarti braket ini tidak kokoh dalam menjalankan fungsinya sebagai penyangga bumper dan winch.
Tidak semua produk aftermarket memiliki desain braket seperti ini, namun pada umumnya mereka mengembangkan sistem ini.
Cepat atau lambat, nanti semua produk bumper aftermarket akan menggunakan teknologi ini.