Jip.co.id - Kecintaan Eko Wibowo terhadap Toyota Land Cruiser sudah dimulai sejak SD kelas 6, dengan FJ40 yang kebetulan jadi tunggangan pertamanya belajar menyetir.
Maka jangan heran, sampai dewasa pun, dia tetap fanatik soal FJ. Dan Eko pun termasuk beruntung karena dapat memiliki jip ini.
Toyota FJ45 yang tergolong jarang ini merupakan FJ paling favorit dibanding jip lainnya yang ia miliki.
Baca Juga: Suaranya Bikin Ngilu, Ini Tanda Rem Mulai Bermasalah
Arsitek ini mengaku tidak salah memilih tipe pickup.
Menurutnya FJ45 adalah kendaraan dengan desain unik dibanding 40 series lainnya. “Karena long wheel-base dirasa lebih nyaman, ringan dan stabil”.
Tentu, salah satu bagian yang menarik dari memiliki FJ adalah proses restorasi. Dan Eko pun cukup menikmatinya. “Pertama dapat masih pelat merah, bodi utuh hanya penyokpenyok dikit, wajar untuk ukuran mobil tua,” cetus Om Eko.
Jip idamannya itu “ditemukan” tak jauh dari kota Semarang, justru ia beli dari seorang teman di Magelang yang kebetulan pecinta Land Cruiser juga.
Restorasi pasti diawali perbaikan bodi. Beruntung, karena ketika didapat, FJ45 ini relatif mulus. Sehingga proses pengecatan pun tidak terlalu rumit, dan hanya membutuhkan waktu 11 bulan untuk restorasi.
Pemilihan warna bodinya sengaja disamakan dengan jip milik ayahnya dulu, supaya bisa sedikit bernostalgia dimasa kecil.
Sayangnya, jip yang sudah menemaninya selama 5 tahun ini tidak mendapatkan kelengkapan aksesori secara utuh.
Alhasil, Eko mesti berburu komponen untuk melengkapi. Beruntung, lantaran popularitasnya, hampir semua kelengkapan bisa didapat.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Belang Karena Kotoran Di Interior Mobil
Toh, dari sekian banyaknya komponen, Eko hanya kesulitan mencari karet bodi dan karet kaca.
“Hampir setahun baru dapat karet kaca belakangnya. Terdiri dari 3 potongan, yang sebelah kanan dapat dalam kondisi baru, yang sebelah kiri dapat bekas, yang tengah masih pakai bawaan, biarpun sudah jelek,” ujar Eko.
Wajar jika sang pemilik memaksimalkan segala cara, mengingat di Indonesia jarang sekali yang menjual part khusus FJ45.
Tentu, Eko tak berniat menjadikan FJ45 ini sekadar pajangan. Kebutuhan akan performa tetap ada, meski tak terlalu heboh. Cukuplah untuk kondisi saat ini. Lantaran lebih sering dibawa keluar kota dan harian, Eko pun mengganti girboks aslinya dengan Land Cruiser seri J70.
“Girboks J70 lebih low dan untuk tanjakan lebih lari, perpindahan gigi lebih halus. Sebenarnya sayang nggak pakai aslinya, namun pertimbangan sering dipakai untuk jalan-jalan, akhirnya saya ganti,” kekeh pria ramah ini.
Jip kesayangannya ini pernah ia kendarai dari Semarang sampai Bali selama 23 jam untuk mengikuti Jambore Internasional TLC pertama di Bali.
Yang menarik lagi, pernah menang sebagai original vintage di Jambore TLC.