"Tapi sebenarnya orang nggak boleh pakai, karena mungkin CDI di dalam koil palsu lebih jelek kualitasnya, jadi bisa merembet ke computer (ECU) ujung-ujungnya," sambungnya.
Baca Juga: Jangan Hanya Pelek Saja yang Diganti, Mur Roda Juga Perlu Disesuaikan
Atak menjelaskan, kalau ECU rusak, biaya perbaikannya justru akan jauh lebih mahal ketimbang mengganti koil dengan produk orisinal.
Di bengkel miliknya, servis ECU dibanderol sekitar 25 persen sampai 30 persen dari harga ECU baru.
"Untuk mobil Jepang biasanya biaya servis yang dikenakan sekitar Rp 1,5 juta sampai Rp 2 jutaan. Sedangkan untuk mobil Eropa dibanderol mulai Rp 2,5 juta sampai Rp 3 jutaan," ucapnya.
Menyimak penjelasan itu, mending pakai koil orisinal ketimbang tergoda pakai koil murah tapi akhirnya malah merusak ECU dan biaya yang harus keluar untuk memperbaikinya malah bikin tekor di ongkos.