Buat Yang Belum Tau, Ini Cara Optimalkan ECU Cherokee

Nabiel Giebran El Rizani - Kamis, 30 Desember 2021 | 16:30 WIB

Mesin AMC 242 bawaan Cherokee XJ memang tak mendapatkan perhatian berlebih. (Nabiel Giebran El Rizani - )

Jip.co.id - Jeep Cherokee memang sangat terkenal dan populer dikalangan para off-roader.

Pada kalangan penggemar kompetisi, dari adventure sampai speed off-road, mesin 4.000 cc 6 silinder sebaris itu digemari lantaran torsi dan tenaganya cukup besar, serta sistem injeksi elektroniknya yang handal di trek-trek miring.

Tak heran, jika banyak trik-trik mengupgrade tenaga yang sudah jamak diterapkan.

Dari korekan kepala silinder, penggantian noken as (camshaft), header, modifikasi timing belt, sampai penggantian ECU dengan versi aftermarket.

Semuanya memang efektif, namun butuh biaya yang cukup besar.

Sebenarnya, ada beberapa cara meningkatkan tenaga yang lebih ramah kantung.

Dengan tambahan peranti tertentu, namun butuh sedikit modifikasi pada ECU-nya.

Ini bagian dari nosel injektor tambahan pada intake – throttle body Cherokee

 

Salah satunya, trik yang digunakan yaitu dengan menambahkan nosel injektor tambahan pada intake manifold, yang hasilnya cukup signifikan.

Semua yang mendengar raungan mesinnya pasti paham, tenaganya terus ngisi dari putaran rendah sampai tinggi.

Baca Juga: Cara Cek dan Pilih Freon Untuk Mobil Anda

Meski begitu, ubahan seperti ini bukan hal yang simpel.

Butuh modifikasi pada ECU, agar nosel tambahan dapat bekerja optimal.

Modifikasi ECU dilakukan dengan cara mengganti resistor X-tal, yaitu resistor pengaman IC ECU.

Resistor X-tal ini ditukar dengan yang memiliki hambatan lebih kecil, dapat ditemukan di toko elektronika.

Untuk itu, harus mengukur dulu dengan multimeter, karena tiap varian mesin berbeda-beda.

Penggantian resistor ini akan berakibat input pada sensor bensin menjadi lean atau kering, dan limit RPM juga naik.

Nilai kenaikan limit RPM mesin ini berbanding lurus dengan pengurangan nilai hambatan resistor pengganti pada X-tal IC ECU tersebut.

Penurunan nilai hambatan 10%, biasanya akan mengakibatkan kenaikan limit putaran mesin kisaran 1.000 rpm, dan penurunan AFR (air fuel ratio) di kisaran 10%.

Begitu juga jika penurunan nilai hambatan 20% akan mengakibatkan kenaikan putaran mesin kisaran 2.000 rpm, dan penurunan AFR kisaran 20%.