Pasti Belum Banyak Tahu, Sejarah Pintu Belakang Suzuki Jimny Gen II

GBRN - Jumat, 23 September 2022 | 09:15 WIB

Suzuki Jimny SJ410 tahun 1985 (GBRN - )

Jip.co.id - Suzuki Jimny Gen II punya pintu belakang yang bentuknya sama dari awal hingga akhir.

Gen II yang diperkenalkan mulai tahun 1981, menggunakan pintu polos alias tanpa alur.

Pintu polos menjadi ciri yang hanya dimiliki oleh Jimny Gen II versi awal.

Desain polos pada pintu ini menyebabkan beberapa kelemahan berupa kurang kokoh sebagai tumpuan ban serep dan kurang sempurna meredam getaran.

Solusi sederhana pun akhirnya dilakukan, pintu belakang tersebut sama sekali tidak berubah dan dimensinya dengan pendahulunya.

Pintu polos adalah ciri dari Gen II awal

Insinyur Suzuki hanya menambahkan sebentuk alur baru berbentuk kotak pada bagian bawah pintu.

Alur ini membuat pintu menjadi lebih kokoh dan kaku sehingga lebih kuat mengendong ban serep, dan juga mampu mereduksi getaran.

Di Jepang, revisi ini mulai diberlakukan pada tahun 1983, baik SJ30 maupun SJ40. Sementara di Indonesia mulai diberlakukan pada tahun 1985 dengan diperkenalkannya

Jimny V3 dengan ciri atap semi hi-roof dan dasbor menggunakan model plastik.

Desain pintu baru ini menjadi standar semua Jimny yang dipasarkan di seantero dunia.

Baca Juga: Buying Guide Suzuki Jimny Katana, Perhatikan Bagian Ini Sebelum Beli!

Secara bentuk tidak berubah dari awal sampai akhir

Bahkan lebih lanjut, tetap dipergunakan hingga era JA12/22 dan JB32 yang merupakan juru kunci Gen II.

Khusus pada pasar Jepang dan beberapa negara Eropa dan Amerika, kaca belakang mendapat sentuhan fasilitas baru, berupa defogger alias penghilang embun.

Bagian dalam pun mendapat penambahan lapisan trim plastik.

Lain Jepang, lain pula Indonesia.

Keberadaan pintu dengan desain seperti ini di tanah air berakhir pada tahun 1988 dengan diperkenalkannya Katana dengan atap Hi roof.

Defogger untuk versi Jepang, Eropa dan Amerika

Sebagai gantinya, desain alur dimodifikasi menjadi lebih lebar dan alurnya tidak tersambung utuh, alur terhenti di bawah hanger ban serep.

Sekali lagi, konon desain baru ini merupakan penyempurnaan dari yang lama, yang alurnya tidak simetris antara kiri dan kanan.

Desain baru ala Indonesia ini memiliki penempatan alur yang sama persis antara kiri dan kanan, sehingga dari segi estetika dinilai lebih baik.

Perlu dibanggakan bahwa desain ini hanya ada di Indonesia dan dapat dikatakan inovasi yang dilakukan membuahkan hasil.