Jip.co.id - Sukses dengan Pajero Sport bermesin diesel, Mitsubishi meluncurkan versi mesin bensin dari mobil tersebut di tahun 2014.
Dari tampilan luar, baik Pajero Sport bensin maupun diesel tampak serupa.
Cara mudah untuk membedakannya adalah dengan melihat hendel pintu dan spionnya.
Jika sewarna bodi, bisa dipastikan itu adalah Pajero Sport bensin.
Perbedaan lainnya ada di emblem kecil di bagian fender mobil yang bertuliskan V6 MIVEC dan V6 3.0 di pintu bagasi.
Sebagai perbandingan, mesin diesel 4D56 VGT milik saudaranya mampu menghasilkan tenaga 178 dk dengan torsi mencapai 350 Nm.
Dari angka tersebut bisa terlihat perbedaan karakter keduanya.
Pajero Sport diesel memiliki torsi besar yang membuat pengemudi serasa terlempar ke sandaran jok saat menginjak pedal gas.
Sedangkan Pajero Sport bensin terasa lebih halus distribusi tenaganya.
Lonjakan daya tidak sebesar saudaranya yang bermesin diesel.
Meski begitu, saat tenaga puncak diraih, dorongan di roda belakang cukup terasa.
Bagi Anda yang hobi menyetir sendiri, mungkin Pajero Sport bensin karakternya tidak
senikmat diesel.
Ditambah tidak ada lagi desing khas mesin diesel.
Transmisi dengan teknologi konvensional kian menghambat lajunya.
Aplikasi final gear lebih besar membuat dayanya di putaran bawah terimbangi.
Ia mampu keluar dari kemacetan jalan dengan mulus saat gaya mengemudi halus diterapkan.
Sayang, kelebihan tersebut masih tetap harus ditebus oleh konsumsi BBM seboros 8,0 km/l di rute dalam kota.
Sebenarnya di rute tol ia mampu cruising 100 km/jam pada putaran mesin serendah
2.200 rpm.
Tapi sepertinya mesin V6 yang telah disematkan teknologi katup variabel berlabel MIVEC belum mampu membuatnya lebih irit.
Ditambah transmisi otomatis yang sepertinya masih banyak power-loss, ia hanya mencatat figur 11,8 km/l di tol.
Sebagai pembanding, walau tetap boros untuk sebuah mesin diesel modern, tapi Pajero Sport Dakar Hi-Power mampu menembus 13,2 km/l di tol.