Desa-desa di Kulonprogo memiliki topografi dengan kemiringan cukup terjal dengan ketinggian rata 300-900 mdpl. Potensi geografis yang berbukit-bukit menyajikan pemandangan indah yang tak kalah rupawan dengan wilayah lain di Jogjakarta.
Sebelum perjalanan hari ini berakhir, semua peserta diajak ke destinasi wisata Tebing Gajah. Di ketinggian 810 mdpl, kita bisa melihat landscape perbukitan dan Waduk Sermo yang luar biasa memukau. Lokasi ini menjadi spot favorit, semua mata tertuju pada kekayaan alam yang tersaji. Patut diacungi jempol! Wisata yang ada di Kulon Progo memang sangat Instagramable.
Peserta terlihat puas selama kunjungan wisata. "Perjalanannya semua lengkap, nggak boseni, acaranya jelas. Pokoknya kalau JLRC bikin acara the bestlah," tutur Zuhri dari komunitas Movers.
Senja pun melambai, saatnya kami bergegas turun bukit mengingat jalan yang dilalui single track dan rawan longsor. Sore menjelang pukul 6, seluruh peserta disambut panggung hiburan Menoreh Night Festival serta pelepasan lampion di tepi Waduk Sermo. Pukul 8 malam peserta menuju ke Campsite 2 di Wisma Sermo untuk istirahat dan bebakaran.
Acara berlangsung sangat intim dan meriah berkat dukungan dari para pecinta Land Rover, Forum Lintas Komunitas Peduli Wisata Jogja, Kopi Negri Jurgen, Dwi Pari Abadi, Gembira Loka, AP Cargo, Ray Digital, SAR DIY, Kaboa, Terrafirma, dan Jogja Istimewa.
"Kami punya kebanggan tersendiri bisa dipercaya oleh Dispar DIY. Secara pribadi saya bangga sama teman-teman, kita semakin solid, semakin akrab dan maju. Saya nggak menyangka hasil kerja acara ini dan apresiasi baik dari teman-teman Landy di seluruh Indonesia. Mudah-mudahan kedepannya kami bisa dipercaya lagi oleh Dispar Propinsi untuk membuat event yang serupa atau lebih lagi. Kita selalu siap!" tutup Dede Baskoro selaku ketua JLRC.
Brotherhood, humanity and adventure! Itu yang selalu dijunjung oleh JLRC. Tetaplah jaga alam kita! Ferlie Milawanti
Editor | : | inne |
KOMENTAR