JIP - “This is life man, siap gilaaa!,” teriak Aries Yudika. Kata-kata itu terngiang di kepala peserta Meratus Expedition (MEX) 2017. “Pokoknya trek yang sekarang bejat, 10 hari winching dan ada beberapa basecamp hanya berjarak 500 meter,” ucap Syamsir Alam, Leader peserta Meratus Expedition II 2017. Seolah, kata-kata ‘siap gila’ ini bisa memperkuat mental peserta sebelum masuk trek Meratus.
Tahun lalu, MEX sukses membuat citra off-road ekspedisi dengan jalur paling ekstrem yang pernah bergulir di Indonesia. MEX pertama pun berlangsung selama delapan hari menjelajah Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan.
“Waktu delapan hari rupanya tidak cukup. Pada MEX pertama, peserta terakhir baru bisa keluar trek pada hari ke-13. Dari pengalaman tersebut, akhirnya MEX II dibuat jadi 14 hari, dengan jalur yang lebih gila,” ucap Syamsir Alam yang juga pencari jalur edan MEX II 2017.
Gimana tidak gila? Total jalur MEX II 2017 dari start hingga finish hanya 325 kilometer, dan bisa dituntaskan oleh peserta selama 14 hari dari tanggal 8-22 April. Mengambil rute perjalanan dari Barabai hingga Batulicin, Kalimantan Selatan. “Selama 14 hari ini, 10 hari peserta bakal dikasih trek winching terus dan berbagai macam jenis handicap ada disini,” ucap Syamsir.
Tahun ini ada 93 kendaraan peserta yang terbagi dalam 21 tim. “Sebuah kehormatan buat kami, karena sekarang ada tiga kendaraan peserta International dari Sabah dan Brunei Darussalam,” ucap Rizal Irawan sebagai Ketua Panitia MEX 2017.
“Tahun silam, para peserta MEX sudah jerih payah buat hadir pada event kami di Malaysia. Partisipasi kami ini untuk membalas kedatangan mereka, sekaligus untuk merasakan trek gila khas MEX,” ucap Shamsuddin, peserta dari Sabah.
Tiga kendaraan Malaysia dan Brunei ini Nissan Patrol yang dikendarai Shamsuddin, Toyota Land Cruiser II dengan Jonathan, dan Range Rover Classic ditunggangi Sylvester. Mereka menempuh jalan darat lebih dari 3000 kilometer selama 5 hari. Nah, ini bisa jadi perbandingan bukan? Dengan trek MEX yang hanya 325 kilometer selama dua minggu, he he he. Rindra Pradipta
Editor | : | inne |
KOMENTAR