JIP - Walau tidak selalu benar, lebih besar biasanya dianggap lebih baik, karena lebih kuat. Contohnya as roda.
Terlepas dari penggunaan material, as roda dengan diameter besar dianggap lebih kuat dari as roda dengan diameter lebih kecil.
Kunci kekuatan dari sebuah as roda ada pada material, diameter dan juga spline.
Apakah spline itu? Spline tak lain adalah jumlah gigi yang terdapat pada batang as roda.
Susunan gigi ini berinteraksi dengan side gear pada gardan dan memutar as roda dan juga roda, sehingga kendaraan dapat bergerak.
Bagi kendaraan Amerika semisal Jeep, upgrade spline bukan sesuatu yang baru. Semakin banyak spline, semakin besar as rodanya.
Semakin absolut pula kekuatan as roda. “Contoh yang jamak, mengupgrade gardan depan Dana 30 milik CJ-7.
Semula gardan ini memiliki as roda 27 spline, baik outer maupun inner splinenya, kemudian diupgade dengan as roda yang memiliki 30 spline,” ungkap Widodo Teguh dari Prorock Engineering yang bermarkas di Surakarta, Jawa Tengah.
“Hitungan di atas kertas tanpa melihat materialnya, as roda 30 spline dengan diameter lebih masiv ini mampu menjadikan as roda lebih kuat 30%,” sambungnya.
“Hal yang jamak diupgrade adalah spline dalam, yang berkoneksi langsung dengan gardan.
Sedangkan spline luar yang terhubung dengan nap roda, tetap mengandalkan yang dikeluarkan pabrik,” cerocosnya.
“Walau berjumlah 27 spline, namun spline luar ini jarang bermasalah,” imbuh Widodo.
Biasanya upgrade as roda ini diikuti pula dengan upgrade material yang dipergunakan.
Bahan chromoly dapat membuat kekuatan as rodanya meningkat hingga 20% lagi.
Tidak hanya CJ-7 saja yang dapat diupgrade kekuatan as rodanya, namun juga merek lainnya, termasuk Suzuki Jimny.
Kasus yang banyak ditemui pada Suzuki adalah as depannya yang kurang kuat. Hampir sama dengan kasus Dana 30, gardan Suzuki maupun Toyota bermasalah pada spline dalam, dan juga CV joinnya.
Solusinya tak lain dengan membuat as roda lebih besar, juga dengan spline lebih banyak, termasuk mengupgrade kualitas CV jointnya.
“Khusus untuk Suzuki Jimny, Spline dalamnya dikoreksi semula 22 spline menjadi 26 spline,” tutur Widodo.
Tentunya, dalam merombak spline as roda, ada hal lain yang harus dilakukan.
Mengubah spline harus diikuti dengan penggantian side gear dan juga sealnya.
Namun khusus Suzuki Jimny, cukup hanya mengganti side gear milik gardan belakangnya saja.
Adapun demikian, untuk rombakan yang sifatnya lebih ekstrim, spline luar pun dapat diupgrade.
Rombakan yang dilakukan pun cukup banyak, termasuk mengganti nap roda dan bearing roda.
Sedangkan untuk gardan belakang, baik semi float maupun full floating relatif lebih mudah.
Pada gardan semi float, otomatis yang berubah hanya pada spline dalamnya saja.
Sedangkan untuk full floating, selain spline dalam yang diupgrade, dapat juga mengupgrade spline luar.
Tentu saja hal ini berbuah effort untuk mengupgrade nap rodanya juga.
Di Amerika sebagai negara ‘kompor’ modifikasi off road, upgrade spline sudah umum dilakukan.
Bahkan terkadang rombakannya diluar kebiasaan. “Di Amerika, para penggila modifikasi masih tetap berupaya untuk menjejalkan as roda sebesar-besarnya dengan jumlah spline yang lebih banyak lagi, dengan tujuan menjadikan as rodanya jauh lebih kuat,” tutup Widodo.
Semakin besar diameter as roda, semakin banyak splinenya. Namun dalam beberapa kasus semakin besar as roda belum tentu menjamin semakin banyak splinenya. Biasanya ini karena dimensi spline yang digunakan relatif besar (kasar).
Seperti pada Toyota Land Cruiser 40 Series tahun lama, yang mengunakan spline kasar berjumlah 10 (dipergunakan hingga tahun ‘67) dan Land Cruiser tahun muda dengan jumlah spline 30, memiliki diameter as yang sama.
Seiring perkembangan teknologi metalurgi dan pengerjaan, gigi spline kendaraan moderen pun semakin kecil.
Jika diameter as rodanya besar, maka jumlah splinenya semakin banyak. Berbeda pada kendaraan tua era 1930an – 1960an.
Kendati as rodanya besar, namun jumlah spline-nya sedikit, atau kasar. Ini lebih banyak karena teknologi dalam produksinya belum seperti sekarang.
Pada dasarnya, gigi spline yang lebih banyak, memiliki titik stress lebih kecil dibandingkan gigi spline kasar, karena mampu membagi beban lebih merata.
Trend yang kini sedang berkembang adalah menciptakan as roda berdiameter besar dan juga memiliki spline lebih banyak.
Spline as roda luar, biasanya tidak begitu bermasalah, karena tidak memangku beban torsi dari gardan yang memelintir as roda secara langsung. Sehingga relatif jarang diupgrade diameter dan jumlah splinenya. Suryo Sudjatmiko
Thanks to
ProRock Engineering
Jl. A Yani no. 312 Pabelan Kartasura-Solo,
Jawa Tengah
Telp : 081.126.321.21
Editor | : | inne |
KOMENTAR