Dan setelah hampir empat tahun keliling dunia untuk survei, Yoshii-san sampai pada satu kesimpulan bahwa kedua tuntutan konsumen tadi harus dipenuhi oleh satu produk yang sama.
Hasil akhirnya adalah Toyota Land Cruiser Seri 70, yang dihadirkan sebagai generasi baru pengganti Seri 40.
Dibanding Seri 40 yang digantikannya, Seri 70 menampilkan sejumlah ciri spesifik dari generasi sebelumnya.
Itu sebabnya, Seri 70 tetap mempertahankan konstruksi body on frame dengan ladder frame, solid axle depan-belakang dan sistem suspensi leaf spring (per daun). Sejalan dengan tuntutan harus lebih kuat maka ketebalan pelat bodi Seri 70 ditambah 1,0 mm.
Selain itu, desain fender depan Seri 70 mengadaptasi Seri 40 berupa sentuhan bergaya kotak di bagian “front end”, namun kaca depan dibuat melengkung sehingga terlihat modern.
Nah, kembali pada tuntutan konsumen yang saling kontras dalam artian ada kubu nyaman dan kubu kuda beban, maka Toyota merilis sekaligus dua varian Land Cruiser Seri 70 secara simultan pada Nopember 1984 untuk memenuhi kebutuhan pasar yang lebih beragam.
Untuk segmen pasar yang membutuhkan Seri 70 dengan karakter kuda beban, Toyota menyediakan Seri 70 jenis heavy duty (HD) yang menganut suspensi leaf spring (per daun).
Sedangkan segmen pasar yang membutuhkan kenyamanan memperoleh Seri 70 dengan suspensi coil spring (per keong) yang lalu diberi nama Seri 70 jenis light duty (LD).
Agar tidak membingungkan konsumen, Toyota melakukan langkah diferensiasi produk dengan membedakan nama Land Cruiser Seri 70. Varian Seri 70 jenis LD disebut Toyota Land Cruiser II atau Toyota Land Cruiser Bundera, sementara Seri 70 jenis HD memakai nama Toyota Land Cruiser Seri 70.
Seri 70 HD (heavy duty)
Editor | : | inne |
KOMENTAR