Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Utilitas, Suspensi Lift Anting.

Jumat, 21 Juli 2017 | 12:11 WIB
No caption
No credit
No caption

JIP - Per daun alias leaf spring boleh dikatakan sistem suspensi paling primitif di dunia otomotif.

Namun, sistem suspensi yang mengandalkan bilah-bilah per daun ini masih digunakan pada sejumlah produk, walau kian hari kiprahnya menghilang,

khususnya pada kendaraan penumpang.

Leaf spring suspension memiliki beberapa kelebihan, salah satunya, konstruksi sederhana namun kuat dan mudah dimodifikasi.

Sehingga cukup digemari kalangan off-roader hingga kini.

No caption
No credit
No caption
Anting standar biasanya hanya memiliki dua baut saja, bahkan pada jip Willys antingnya berbentuk huruf C, tanpa ada bilah penahan pada sisi lainya.

Suspensi per daun, terdiri atas dua bagian utama, yakni lembar per daun, dan sakle atau anting.

Tiap kendaraan menggunakan per daun yang sesuai spesifikasi masing-masing.

Bobot dan dimensi ikut mempengaruhi panjang dan ketebalan per. Demikian pula dengan sakel atau antingnya.

Walau sekilas merupakan alat sederhana, namun memiliki peran penting dalam kekokohan rancang bangun suspensi, dan juga kenyamanan.

No caption
No credit
No caption
Anting suspensi lift memiliki tiga baut. Sepasang baut disematkan pada per dan braket per pada sasis, sedangkan satu baut lainnya hadir sebagai penguat, supaya lebih kaku.

Modifikasi yang paling sering dilakukan adalah menggunakan sakal yang lebih panjang.

Tujuannya untuk mendapatkan efek suspension lift. Walau terlihat sederhana, namun sebenarnya ada hitungan tersendiri untuk mendapatkan hasil lift ideal.

“Semakin panjang sakel, maka suspensi akan semakin tinggi,” terang Boim dari AJ 4Wheeldrive di bilangan Pondok Bambu, Jakarta Timur.

“Namun, ada batas toleransi dalam mengganti sakel. Jadi tidak bisa asal panjang,” imbuhnya.

No caption
No credit
No caption
Berbagai ragam wujud dari anting per tinggi dilengkapi dengan baut ketiga sebagai penguat, supaya konstruksi anting tersebut tetap kaku kokoh.

“Biasanya sakel bawaan asli kendaraan memiliki dua baut pengikat. Karena hanya memiliki batang sakel pendek, maka dua baut tersebut sudah cukup memadai,” terang Asep Rianto.

“Jika dipanjangkan, maka dimungkinkan terjadi lendutan pada sakel tersebut, sehingga dibutuhkan satu baut pengikat lagi supaya sakel tetap tegak rata,” sambung pria yang pernah menimba ilmu otomotif di Jepang ini.

No caption
No credit
No caption
Kondisi batang as harus mulus dan licin.
No caption
No credit
No caption
Kondisi demikian berpengaruh pada kinerja suspensi secara keseluruhan dan juga kenyamanan

“Tanpa kehadiran baut pengikat tersebut, sakel tidak akan kaku, sehingga pengendalian kendaraan akan serasa sempoyongan,” tambahnya.

“Apapun bentuknya, sakel harus memiliki rigiditas. Kelenturan per daun ini hanya boleh terjadi pada per dan bushing saja,” imbuh juragan Hale 4x4 Bandung ini.

No caption
No credit
No caption
Batang as sakel yang bersinggungan dengan bushing harus mulus, dan tidak dibenarkan menggunakan baut berulir pada bagian ini.
No caption
No credit
No caption
Sakel panjang tidak melulu harus menggunakan tambahan baut untuk menjaga rigiditasnya.
No caption
No credit
No caption
Bisa juga dengan menggunakan pipa atau menyatukan bagian tengah anting tersebut dengan pengelasan.

Selain itu, batang (rod) yang mengikat per dan braket sasis haruslah dalam kondisi baik. “Tidak dibenarkan menggunakan batang dengan ulir baut pada bagian tengahnya.

Karena kinerja bushing tidak akan sempurna lantaran ulir tersebut akan menghambat pergerakan sakel terhadap per dan braket.

Alhasil, suspensi akan terasa keras,” sahut Dido dari Bengkel 1000 Pohon, Yogyakarta.

No caption
No credit
No caption
Baut dengan alur halus lebih kuat mengikat dibandingkan dengan baut beralur kasar.
No caption
No credit
No caption
Baut beralur kasar memiliki putaran ikatan lebih banyak dibandingkan dengan baut beralur kasar, sehingga tipe baut beralur halus lebih disarankan sebagai baut as anting.
No caption
No credit
No caption
Mur pengikat alias lock nut yang paling ideal untuk dipergunakan pada sakel. Lock nut mampu mengikat lebih erat dengan risiko kendor paling kecil

“Batang yang berinteraksi dengan bushing harus halus, dan lebih baik lagi apabila memiliki jalur pelumas,” sambung penggemar Land Cruiser 40 series ini.

“Dengan demikian energi yang dilepaskan pada saat suspensi bekerja dapat tersalurkan dengan baik dan sangat berpengaruh pada performa dan kenyamanan,” cerocosnya.

No caption
No credit
No caption
Sakel akan lebih sempurna jika dilengkapi nipel pelumas, sehingga grease alias gemuk bisa disusupkan pada bagian as.
Gesekan bushing dan batang sakel menjadi lebih kecil. Selain itu perawatan menjadi lebih mudah

Sebenarnya baut sakel memiliki spesifikasi khusus. Baut dengan alur halus menjadi baut yang seharusnya dipergunakan.

Sayang, banyak sekali sakel yang dijual di pasaran tidak mengindahkan penggunan jenis baut ini.

“Alur yang lebih halus memiliki putaran yang lebih banyak saat dikencangkan, dibandingkan dengan tipe alur kasar.

Artinya memiliki kekuatan menahan yang lebih baik dibandingkan dengan jenis alur kasar,” terang Boim. 

“Akan lebih sempurna lagi jika menggunakan mur pengikat (lock nut),” tutupnya. Suryo Sudjatmiko

Thanks to:

4AJ      / 081928667800

Hale 4x4 / 08157164646

Bengkel 1000 Pohon Yogyakarta /Telp: 085868004409

Editor : inne

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa