JIP - Exhaust Gas Recirculation atau yang biasa disingkat (EGR), sesuai dengan namanya adalah sistem untuk mensirkulasi ulang gas buang.
EGR bekerja dengan mensirkulasi kembali sebagian gas buang dari exhaust manifold, kembali ke ruang bakar.
Sehingga polutan Nitrogen Oxide (NOx) pada gas buang dapat ditekan.
EGR diterapkan pada mesin bensin ataupun diesel pada banyak SUV atau 4x4 modern.
Dengan makin berkembangnya standar emisi polutan gas buang maka EGR menjadi bagian vital, agar gas buang sebuah mesin memenuhi standar emisi.
Unit EGR ini telah mengalami beberapa penyempurnaan. Generasi awal merupakan unit yang bekerja secara mekanikal, kemudian berkembang menjadi semi elektrikal dan generasi yang paling akhir adalah full elektrikal.
Namun demikian, keseluruhannya memiliki katup yang mengatur buka tutupnya saluran dari exhaust menuju ke ruang bakar.
Seiring waktu, katup-katup pada EGR akan kotor dan tertutup jelaga. Hal ini akan mengakibatkan sejumlah efek,
salah satunya adalah performa yang menurun dan tentu saja emisi gas buang yang tinggi, oleh sebab itu EGR sebaiknya diservis secara berkala.
“Kita kembali pada garis besar kerja alat tersebut. Kotoran atau residu biasanya mengendap di sela-sela katup ataupun jalur EGR, sehingga katup-katup tersebut tidak dapat bekerja dengan optimal, dan harus dibersihkan secara berkala,” terang Agus Rianto dari Bengkel Agung di bilangan Pondok Kelapa Jakarta Timur.
Editor | : | inne |
KOMENTAR