JIP - Badannya paling kecil ketimbang ‘teman’ lainnya. Tapi, jangan dipandang sebelah mata. Karena tunggangan milik Chong Chandra Surya selalu aktif di berbagai gelaran off-road, dengan level obstacle yang berat.
Dan hebatnya lagi, tidak pernah mengalami kerusakan akibat handicap off-road. Kecuali bodi, karena penyok adalah hal biasa kalau di off-road, he..he..
Chandra sudah tertarik dengan Jimny Wide JB33 ini semenjak diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2000 silam. Saat itu PT. Indomobil sebagai APM resmi Suzuki, sedang memamerkan Jimny Wide.
“Begitu lihat langsung tertarik, tapi sayang telat, karena sudah kebeli orang lain,” celetuknya.
Karena sudah jatuh hati, Chandra selalu mengikuti ke mana perginya si Jimny. Begitu ada kabar akan dijual, langsung Chandra bertindak.
“Saya pakai mobil ini sudah dari zamannya Diplomat Challenge di tahun 2000-an awal. Dan sampai sekarang juga masih saya pakai,
belum tertarik buat ganti yang lain lagi,” ucapnya. Ini karena Chandra tidak pernah mengalami kesulitan di trek off-road, juga minim kendala.
Sebenarnya, Jimny berwajah imut ini sudah disiapkan juga untuk off-road berat. Walaupun ubahannya tidak banyak, tapi manfaatnya sudah berpengaruh besar pada Jimny Wide.
“Ya gardan dan transfercase sih sudah bukan bawaan Jimny Wide,” ucap Chandra. Biar lebih yakin, dua buah gardan Toyota Prado dipasang ke kaki tunggangannya.
Berhubung kapasitas mesin G13BB pada Jimny Wide hanya 1300 cc, rasio gigi pun harus pas mengingat beban dan kondisi trek off-road yang berat.
Untuk itu, transfercase hybrid kawinan antara milik Jimny SJ410 dan SJ413. Jadinya rasio gear super low…
“Mobil kecil ini gak pernah nyusahin selama off-road,” celetuk Irawan Sidiq, teman off-road dalam satu team BHH di Bandung.
Badannya yang ringan, membuatnya mudah di recovery pada setiap handicap. Mesin kecilnya pun memperkecil kerusakan, apalagi gardan sudah pakai Prado, as roda standar pun masih bisa diandalkan.
“Dari belasan tahun ikut off-road, baru kemarin di IOX-Meratus Expedition rusak,” jelas Chandra.
Beratnya trek Meratus, berakibat fatigue pada link-arm bawaan gardan Prado. Setelah belasan tahun, akhirnya Chandra hanya merevisi bagian link-arm dengan bahan lebih kuat.
Sekarang link-arm sudah dibuatkan custom dengan bahan pipa seamless dan pillowball.
Hobi kakek empat cucu ini memang berkecimpung dengan aktifitas lintas alam. Hingga saat ini pun, masih sering trekking di alam terbuka atau mendaki bukit-bukit hingga gunung.
“Karena sekarang sudah banyak waktu senggang, setiap rabu saya selalu trekking di daerah Bandung,” jelasnya.
Tidak heran, off-road adventure juga salah satu passion dibidang otomotif yang sampai saat ini tidak bisa lepas.
Setiap ada event off-road dengan waktu lebih dari 5 hari, Chandra langsung dengan senang hati berpartisipasi.
Dan benar saja, Chandra adalah salah satu peserta tetap di IOX. Dari awal IOX bergulir,
dia sudah ikut jadi peserta, bisa dilihat dari nomer lambungnya yang kecil, nomer 33. Kendaraannya yang dipakai pun tidak ganti, tetap Suzuki Jimny Wide ini.
“Jimny saya ini tidak banyak ubahan, sistem suspensi pun masih seperti karakter Jimny Wide,” jelas Chandra. Setiap kali pulang off-road, tunggangannya ini langsung masuk salon.
Semua part dibersihkan, dan kerusakan ringan diperbaiki. Pattern ban ekstrim pun diganti dengan ban MT biasa, sosoknya pun jadi sedikit klimis…
Lalu, Jimny Wide ini pun dipakai untuk harian, masih nyaman karena tidak banyak ubahan.
Mengingat jadwal event off-road panjang ini hanya setahun sekali, “Dari pada nganggur, mending buat harian… Begitu ada jadwal off-road, langsung berangkat lagi deh,” tutup Chandra. Rindra P / Bimo SS
Spesifikasi Teknis
Mesin : Suzuki G13BB
Gearbox : OEM JB33
Gardan : Toyota Prado
Final Gear : 7:37
Locker : ARB Air Locker
Per : Profender
Shockbreaker : FOX
Pelek : aftermarket alloy
Ban : BF-Goodrich KM2 32” (235/85 R16)
Bumper : Custom
Rollbar : Custom
Axle Breather : K&N
Lampu Sorot : LED Bar
Cut Off : Flaming River
Rakom : Icom
Aki : Optima Redtop
Winch : Warn 8274 (Depan)
Warn M8000
Editor | : | inne |
KOMENTAR