JIP - Pakai ban ukuran lebih besar tentu akan bikin penampilan kendaraan jadi keren dan gagah. Aura kendaraan segala medan ini segera terpancar.
Namun, penggunaan ban lebih besar tidak segampang membalikkan telapak tangan. Khususnya bagi kendaraan dengan sistem suspensi independent.
Independent Front Suspension alias IFS, merupakan jenis suspensi yang lebih rumit dibandingkan dengan sistem lain.
Saat beradaptasi dengan ban berukuran besar pun jadi lebih kompleks. Beberapa tipe punya keterbatasan dalam penggunaan ukuran ban.
Bahkan sekedar mencangkokkan ban ukuran 30 inci saja sudah menjadi kendala tersendiri.
Pada kesempatan ini IFS coil spring yang akan dijadikan topik pembahasan. Di atas kertas, untuk melakukan suspensi lift jelas lebih besar biaya yang harus dirogoh.
Tapi sesuai dengan topik pembahasan kali ini, kita akan cari solusi termurahnya tanpa harus mengeluarkan biaya mahal.
Idealnya memang batang dan per pada suspensi diganti dengan yang lebih panjang.
Konsuensinya, jika ingin tetap mengandalkan komponen bawaan asli, sangat terbatas aplikasinya.
Kira-kira penambahan tingginya tak akan lebih dari 2 inci atau sekitar 5 Cm. Penambahan lebih dari itu bakal menyeret peranti lain,
seperti suspension drop kit ataupun modifikasi suspensi yang lebih ekstrem.
Modal Ganjal Bisa Tinggi
Trik paling mudah agar lebih tinggi adalah dengan mengganjal per. Walau penambahan ketinggiannya sangat dibatasi oleh komponen suspensi lainnya, seperti as roda, uper arm atau lower arm dan sebagainya.
“Sistem ganjel ini idenya dengan menjadikan suspensi dan per menjadi lebih panjang,” ungkap Komeng dari Komeng Suspension Bekasi.
Bahan paling murah, hanya dengan menggunakan karet.
“Tapi jika ingin bahan yang lebih baik bisa pakai polyurethane ataupun aluminium,” sambungnya.
Tentu saja tiap bahan memiliki sifat dan ketahanan yang berbeda meskipun dasar kerjanya sama.
Menggunakan bahan karet jelas murah tapi ada kekurangannya. Biasanya bahan ini dibuat dari karet ban bekas.
Lantaran dasar bahan menggunakan ban dengan kontur bulat, maka material tidak bisa 100% rata. “Persoalan biasanya muncul,
sebelum karet melakukan penyesuaian diri dengan permukaan per,” terang Leo Firmanto modifikator asal Bandung.
Bahan karet ini punya kelemahan lain yakni sifatnya yang elastis. Justru sifat ini kurang tepat untuk dijadikan ganjalan.
Bentuknya akan mudah berubah ketika sudah lama dipakai dan kena tekanan terus menerus.
Opsi lain datang dari bahan polyurethane(PU). Bahan yang satu ini lebih baik dibandingkan dengan karet.
Sifatnya tidak begitu elastis dan lebih mudah untuk dibentuk, sebagai alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan karet.
“Terdapat satu kelemahan pada bahan yang satu ini. Bahan ini masih menyisakan sifat lentur sehingga memiliki imbas pada umur pemakaiannya,” terang Leo.
Bahan PU ini akan tetap lapuk walaupun dalam rentang waktu yang lebih lama.
Menurut Leo, bahan yang paling ideal adalah aluminum atau bisa juga menggunakan besi.
“Spesifikasi aluminium merupakan bahan yang lebih lunak dibandingkan dengan besi. Masih butuh waktu lama untuk jadi aus dan berubah bentuk.
Lebih disarankan untuk menggunakan bahan almunium dural hanya saja harganya lumayan mahal,” corocosnya.
Sedangkan besi, merupakan material solid yang lebih keras dibandingkan dengan almunium.
Harga yang harus ditebus pun lebih ringan jika dibandingkan aluminium.
Tetapi besi punya bobot lebih berat dibandingkan dengan aluminium.
Penampilannya juga agak kurang. Selain itu kemungkinan terserang karak juga mengancam setiap saat. Rindra Pradipta
Thanks to :
Komeng Suspension : 081807921447
Leo Firmanto : 08158936441
Hale 4 wheel : 08157164646
Editor | : | inne |
KOMENTAR