JIP - Siapa yang menyangka, juara Rally Dakar pada tahun 2015 lalu dimenangkan oleh pereli asal Qatar, Nasser Salih Nasser Abdullah Al-Attiyah dengan navigator Matthieu Baumel dari Prancis.
Keduanya menggunakan MINI ALL4 Racing, yang tentunya sudah jauh dari spesifikasi aslinya.
Karena sudah menggunakan struktur bodi dengan rangka tubular, dengan mesin yang berbeda dari versi massal.
MINI ALL4 Racing pacuan Qatar Rally Team ini menggunakan mesin diesel performa tinggi, yang dirancang khusus untuk reli ini.
X-Raid dari Jerman, merupakan rumah modifikasi yang merancang tunggangan reli legendaris ini.
Mesin BMW N57D30T, berkapasitas 2.993 cc, 6 silinder segaris dengan twin-turbocharger.
Dengan beberapa modifikasi, mesin ini mampu menghasilkan tenaga 320 dk/3.250 rpm dengan torsi 800 Nm/2.100 rpm.
Cukup besar tenaga dan torsi yang dihasilkan, namun memang, kondisi standar mesin ini memang cukup buas.
Tenaga 313 dk/4.400 rpm dengan torsi 650 Nm/2.500 rpm.
Terlihat rentang tenaga (powerband) yang dimulai pada putaran mesin lebih rendah, mengingat lintasan berpasir yang akan dilalui,
membutuhkan tenaga besar di putaran lebih rendah. Mesin ini menggunakan restriktor turbo 38 mm.
Peserta lainnya yang menggunakan mesin diesel adalah Stephane Peterhansel dengan navigator Jean Paul Cottret.
Nama lelaki asal Prancis itu, sangat tak asing di Dakar Rally. Sejak 1991 hingga 1998 Stephane Peterhansel tak pernah luput dari juara di kelas motor.
Malah, di kelas mobil pun, ia pun menjuarai 2004, 2005, 2007 (Mitsubishi Pajero), 2012, 2013 (MINI). Sementara urutan ke-4 pada 2010, 2011 (BMW).
Tahun ini, ia berada di posisi 11, tetapi ia sangat bangga karena berpacu dengan mobil berasal dari Tanah Airnya, Peugeot.
Menunggangi Peugeot 2008 DKR, ia pun memecut singa padang pasir yang menggunakan mesin diesel.
Meski sama-sama menggunakan mesin 6 silinder, konfigurasi mesin Peugeot ini V6, tak seperti MINI yang menggunakan mesin inline BMW.
Mesin yang digunakan berasal dari mobil reli Peugeot 308 T16 untuk Pikes Peak, berkapasitas 3.200 cc, V6 Twin-turbocharger diesel dengan tenaga 340 dk.
Berbeda dengan MINI yang menggunakan penggerak 4 roda, Pabrikan asal Prancis ini mengandalkan penggerak roda belakang,
dengan mesin yang ditempatkan di tengah (mid-engine).
Dengan posisi mesin di tengah tersebut, traksi roda belakang masih bisa menggaruk tanah dan pasir dengan sempurna.
Tetapi masih mendapatkan keuntungan dengan bobot yang lebih ringan tanpa adanya tambahan komponen penggerak roda depan seperti pada sistem AWD.
Peserta lainnya juga ada yang menggunakan Toyota Land Cruiser VDJ200, dengan mesin diesel 4.500 cc V8,
juga Nissan Navara bermesin diesel 3.000 cc 4 silinder, juga Toyota Hilux 3.000 cc 4 silinder, yang meski berada di urutan bawah,
namun tetap bertahan hingga garis finish. Lintasan yang dilalui selama 12 hari ini sungguh berat dan melelahkan,
dari 137 peserta yang berpacu melewati garis start, hanya 67 peserta yang sanggup melalui garis finish pada trek sepanjang 9.000 km dengan 13 stages itu.
Diesel kini bisa menyaingi mesin bensin di dunia balap.
Editor | : | inne |
KOMENTAR