JIP.CO.ID - Kali ini, ada alternatif yang lebih praktis, cepat, reliable dan terjangkau untuk melakukan chip tuning mesin diesel common-rail.
Yakni dengan remapping ECU asli bawaan pabrik. Dahulu, cara ini jarang dilakukan karena butuh perangkat khusus untuk mengakses ECU tersebut, yang biasanya hanya dimiliki oleh pabrikan.
Itupun tidak memungkinkan untuk mengubah terlalu banyak parameternya, demi keamanan kendaraan itu sendiri.
Tapi sekarang, beberapa workshop khusus sudah punya kemampuan untuk remapping ECU, salah satunya REV Engineering di Jakarta Barat, yang sudah mampu mengakses langsung ECU, dan mengubah mapping ECU sesuai kebutuhan.
Dan kenaikan tenaganya sangat signifikan. Seperti Toyota Fortuner diesel generasi awal, dalam kondisi mesin standar tanpa ubahan sama sekali.
Fortuner menggunakan mesin 2KD yang serupa dengan Fortuner diesel seangkatannya.
Sebelum melakukan remap, tenaga bawaannya yang tercatat 104,1 dk pada 3.500 rpm. Setelah itu, ECU asli diakses langsung, dan map baru didownload.
(BACA JUGA: Kecintaan Pada Toyota FJ, Membuat Dua Saudara Ini Bikin Perusaan Restorasi Tersohor)
“Karena sudah sering menggarap mobil ini, saya menyimpan beberapa map hasil tuning yang bisa digunakan. Tinggal download seperti copy file komputer biasa,” ungkap Theodorus “Teddy” Suryajaya, juragan REV Engineering.
Tak sampai 10 menit kemudian, kami langsung melakukan dynotest lagi. Langsung terlihat lonjakan tenaga drastis, menjadi 166,1 dk pada 3.500 rpm.
Luar biasa, atau nyaris 60%! Semua dilakukan hanya dalam waktu kurang dari 15 menit!
Satu keunggulan cara ini, karena ECU bawaan pabrik sudah memiliki map yang sempurna, dan unit ECU-nya pun lebih handal.
Tak hanya lebih sempurna fungsinya, tapi juga lebih aman untuk penggunaan sehari-hari. Untuk jasa remap seperti ini, siapkan saja biaya Rp 4,5 juta.
Jika ingin lebih maksimal, bisa memanfaatkan dynotest dengan hanya menambah sekitar Rp 1 juta. Bila ingin mencobanya, atau mengecek apakah mobil Anda dapat diremap, silakan kontek langsung REV Engineering.
Editor | : | Indra Aditya |
KOMENTAR