Modifikasi yang paling sering dilakukan adalah menggunakan sakal yang lebih panjang.
Tujuannya untuk mendapatkan efek suspension lift. Walau terlihat sederhana, namun sebenarnya ada hitungan tersendiri untuk mendapatkan hasil lift ideal.
“Semakin panjang sakel, maka suspensi akan semakin tinggi,” terang Boim dari AJ 4Wheeldrive di bilangan Pondok Bambu, Jakarta Timur.
“Namun, ada batas toleransi dalam mengganti sakel. Jadi tidak bisa asal panjang,” imbuhnya.
(BACA JUGA: Kado Terindah Buat Sang Istri Tercinta)
“Biasanya sakel bawaan asli kendaraan memiliki dua baut pengikat. Karena hanya memiliki batang sakel pendek, maka dua baut tersebut sudah cukup memadai,” terang Asep Rianto.
“Jika dipanjangkan, maka dimungkinkan terjadi lendutan pada sakel tersebut, sehingga dibutuhkan satu baut pengikat lagi supaya sakel tetap tegak rata,” sambung pria yang pernah menimba ilmu otomotif di Jepang ini.
“Tanpa kehadiran baut pengikat tersebut, sakel tidak akan kaku, sehingga pengendalian kendaraan akan serasa sempoyongan,” tambahnya.
“Apapun bentuknya, sakel harus memiliki rigiditas. Kelenturan per daun ini hanya boleh terjadi pada per dan bushing saja,” imbuh juragan Hale 4x4 Bandung ini.
(BACA JUGA: Ada Lagi Toyota All New Rush Gaya Off-Road, Bisa Jadi Inspirasi)
Selain itu, batang (rod) yang mengikat per dan braket sasis haruslah dalam kondisi baik. “Tidak dibenarkan menggunakan batang dengan ulir baut pada bagian tengahnya.
Karena kinerja bushing tidak akan sempurna lantaran ulir tersebut akan menghambat pergerakan sakel terhadap per dan braket.
Alhasil, suspensi akan terasa keras,” sahut Dido dari Bengkel 1000 Pohon, Yogyakarta.
Thanks to:
4AJ / 081928667800
Hale 4x4 / 08157164646
Bengkel 1000 Pohon Yogyakarta /Telp: 085868004409
Editor | : | Indra Aditya |
KOMENTAR