”Hal ini disebabkan oleh letak gardan belakang, di mana gardan low pinion berputar berlawanan arah dengan hi-pinion, sehingga asas kerja yang dipergunakan seperti halnya hi-pinion yakni mendorong. Sehingga gardan hi-pinion tidak ideal digunakan pada gardan belakang,” lanjutnya.
Keunggulan lain dari gardan hi-pinion adalah sudut kopel terjaga, tidak terlalu miring.
Crossjoint dan kopel jadi lebih aman karena kemiringannya tidak ekstrem jika dibandingkan dengan low-pinion.
“Karena posisinya di atas, maka sudut kemiringan kopel menjadi lebih kecil dibandingkan dengan jenis low-pinion. Sehingga saat kaki-kaki kendaraan sedang melakukan artikulasi, sudut kopelnya tidak terlalu ekstrem,” imbuh Dadi.
(BACA JUGA: Ada Baret Halus Di Kaca Mobil? Tenang, Bisa Hilang Kok!)
Akan tetapi, gardan hi-pinion ini memiliki kekurangan, yakni penggunaan oli gardan yang lebih banyak jika dibandingkan low-pinion.
Tentu pembandingnya dengan gardan setipe seperti halnya Dana 30 yang dipergunakan Jeep, semisal CJ-7 dengan YJ Wrangler.
Kondisi ini disebabkan oleh posisi bonggol pinionnya yang berada di atas.
“Kapasitas oli yang lebih banyak tersebut untuk mencukupi kebutuhan pelumasan,” tutup Dadi.
Editor | : | Indra Aditya |
KOMENTAR