Jip.co.id - Memang lebih bagus jika selalu menggunakan oli sesuai dengan spesifikasi yang ada pada mobil diesel Anda.
Untuk melihat rekomendasi oli diesel yang cocok, dapat kita cek di buku manual.
Namun, banyak pemilik mobil yang tidak puas dengan oli diesel standar.
Banyak yang memilih oli diesel aftermarket, karena spesifikasinya lebih tinggi.
Meski harganya lebih mahal, tapi mereka berharap mendapatkan performa terbaik.
Lalu bagaimana cara memilih oli diesel aftermarket yang tepat?
(BACA JUGA: Kenalan Yuk Sama R06A, Mesin Turbo yang Dipakai Suzuki Jimny Baru)
Paling penting adalah melihat viskositas (tingkat kekentalan) oli diesel.
"Oli diesel memiliki viskositas yang lebih kental dan kandungan detergen yang lebih banyak dari oli bensin," ucap Deni Suhendar, Service Consultant Mitsubishi Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Semakin rendah viskositasnya, maka semakin encer oli tersebut.
Oli yang lebih encer, membuat komponen mesin lebih ringan bergerak.
Selain itu, oli encer punya kemampuan sirkulasi lebih baik di dalam mesin.
(BACA JUGA: Pikap Mercedes-Benz ini Dijual Mahal, Apa Istimewanya Ya?)
Namun, semakin encer oli, maka tingkat penguapannya pun semakin tinggi.
Tak perlu melompat jauh saat memilih oli yang lebih encer.
Jika oli standar mobil Anda 15W-40, maka bisa memilih yang 10W-40.
Kedua, lihat spesifikasi oli.
Umumnya oli memakai spesifikasi lansiran API (American Petroleum Institute).
(BACA JUGA: Mesin Diesel dan Bensin Punya Persamaan Atau Perbedaan, Apa Aja Ya?)
API menggunakan 2 huruf sebagai penanda.
Huruf pertama adalah "C" sebagai tanda untuk mesin diesel(Compression).
Huruf kedua adalah F, G, dan H.
Semakin tinggi huruf kedua, semakin baik spesifikasi oli tersebut.
Jadi, CG lebih baik dari CF sedang CH lebih bagus dari CG.
Sebaiknya pilih oli sintetis, karena mampu menghadapi oksidasi, serta bisa mengimbangi putaran mesin yang tinggi.
Editor | : | Nabiel Giebran El Rizani |
KOMENTAR