Jip.co.id - Sejak mandatori Biodiesel 20 persen (B20) resmi digulirkan pada awal September 2018 lalu, PT Pertamina terus melakukan penyebarannya.
Salah satunya seperti mendorong pencampuran Fatty Acid Methyl Eter (FAME) baik untuk bahan bakar subsidi maupun non public service obligations (PSO).
Direktur Logisitk Supply Chain dan Infrastruktur Pertamina Gandhi Sriwidodo, menyatakan hingga 14 September 2018, Pertamina sudah menggunakan FAME sebagai bahan campuran solar pada kisaran 159.988 KL atau sekitar 39 persen dari alokasi bulanan.
"Jumlah tersebut terdiri dari FAME untuk PSO sebanyak 116.422 KL dan FAME untuk non-PSO sebesar 43,566 KL. Di awal September baru 60 terminal bahan bakar minyak (TBBM) yang menyalurkan B20, dan saat ini sudah bertambah sembilan hingga total ada 69 TBBM," ucap Gandhi dalam siaran resminya, Minggu (16/9/2018).
(BACA JUGA: Buat yang Belum Tau, Ini Arti Tanda Bulatan Kuning dan Merah Pada Ban)
Untuk sembilan TBBM yang dimaksud, terdiri dari terminal Cepu, Cilacap, Bima, Palopo, Kolaka, Reo, Tual, Badas, dan Ketapang.
Menurut Gandhi, pada minggu kedua September ini, Pertamina memproyeksi akan ada 10 tambahan TBBM penyalur B20.
Lebih lanjut, Gandhi berharap implementasi B20 yang digenjot Pertamina, bisa menjadi pemicu bagi badan usaha lain guna mendorong penerapan green energy di Indonesia.
“Kami estimasikan pada akhir September realisasi penyaluran akan bertambah lagi, karena supply FAME dari Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BUBBN) akan masuk ke TBBM Utama, sehingga 32 TBBM lain dapat menyalurkan B20 juga untuk semua sektor,” ujar Gandhi.
Editor | : | Nabiel Giebran El Rizani |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR