Jip.co.id - Beberapa mobil modern saat ini menggunakan mesin yang dibekali dengan turbocharger.
Dengan penggunaan turbo, mesin dapat bekerja dengan lebih efisien untuk mencapai target tenaga yang ingin dicapai jika dibanding mesin non-turbo atau naturally aspirated (N/A).
Turbocharger bisa diaplikasikan pada mobil bermesin diesel maupun mobil bensin.
Namun, apakah turbo yang digunakan keduanya sama?
(Baca Juga : Turbo Rusak Saat Berkendara, Apakah Mobil Masih Bisa Berjalan?)
"Sebenarnya ada bedanya, di A/R (Area/Ratio) belakangnya. Mesin bensin rpm-nya cenderung tinggi di atas 6.500 rpm, sedangkan mesin diesel di 4.000-an doang," ujar Theodorus Suryajaya, bos bengkel Rev Engineering yang biasa menangani turbo.
Jika turbo yang digunakan tidak kompatibel dengan mesin, maka performa pun tak maksimal.
"Misalnya Honda CR-V dipakaikan turbo mesin diesel, flownya bakal ketahan jadi rpm tingginya kurang baik," ungkap pria yang akrab dipanggil Teddy.
"Makanya kalau ada customer yang mau pasang turbo, kita selalu kasih pemilihan turbo dengan turbo sizing. Turbo apa yang cocok, boostnya mau berapa," Teddy menambahkan.
(Baca Juga : Ini Dia Arti Dari TwinPower Turbo di Cover Mesin BMW X4 Terbaru)
Jika mesin ingin dibiarkan standar, maka turbo yang dipilih tentu yang memiliki A/R kecil agar spooling lebih cepat.
"Kalau spooling lebih cepat, rpm bawah lebih responsif. Sebaliknya, jika turbo yang digunakan terlalu besar nanti jadi lemot untuk pemakaian day-to-day," tutupnya.
Editor | : | Nabiel Giebran El Rizani |
Sumber | : | Otoseken.id |
KOMENTAR