Jip.co.id - Mesin di era 70-an menggunakan cast iron atau besi tuang/cor sebagai pilihan materialnya.
Akan tetapi sifat cast iron ini sulit dalam melepas panas sehingga membuat produsen mobil perlu melakukan pengembangan.
Hingga jatuhlah pilihan pada aluminium.
Walaupun proses dan biaya untuk membuat blok aluminium jauh lebih sulit dan mahal dibanding blok mesin berbahan cast iron.
Bila proses pembuatan blok mesin berbahan cast iron hanya dituang dalam sebuah cetakan, maka material aluminium cair perlu mendapat tekanan agar hasilnya maksimal.
(Baca Juga : Waspada, Ini Beberapa Hal Yang Bisa Menyebabkan Mobil Terbakar)
Namun, karena manfaat yang diperoleh dari blok mesin aluminium ini lebih banyak, produsen mobil terus memanfaatkannya.
Utamanya karena aluminium memiliki sifat melepas panas lebih baik dan bisa mereduksi bobot mesin secara signifikan.
Bobot mesin yang bisa dipangkas membuat distribusi bobot kendaraan dapat dibuat lebih merata antara bagian depan dan belakang.
Hasilnya, keseimbangan mobil menjadi lebih baik dan pengendalian mobil menjadi lebih optimal.
Selain itu, reduksi bobot mobil membuat tingkat kekerasan sokbreker dapat diubah lebih lembut untuk memberikan kenyamanan optimal.
Meski begitu blok berbahan aluminium memiliki kelemahan pada daya tahan ketika terjadi overheat dan redaman akibat getaran mesin.
Editor | : | Nabiel Giebran El Rizani |
KOMENTAR