Jip.co.id-Tahun 2003 merupakan awal kehadiran Ford Everest di Indonesia.
Di awal kehadirannya Ford Everest memiliki empat varian, yaitu 2WD manual dan matik serta 4WD manual dan matik.
Mesin yang tersedia di Ford Everest generasi awal hanya diesel 2.500 cc turbo. Varian 2WD dan 4WD manual diberi kode XLT, sedang- kan 4WD matik berkode Limited.
Jika Anda berminat membeli Ford Everest generasi pertama (2003-2007) ini yuk simak beberapa bagian yang mesti diperiksa.
(Baca Juga: Kilas Balik, Ford Everest Mobil Diesel Keren yang Terpinggirkan)
Busi Pijar
Coba hidupkan mesin di pagi hari.
Bila dirasa sulit dan mobil berguncang saat dinyalakan dan terdengar pincang sesudahnya, bisa jadi busi pijar mobil ini sudah minta diganti.
Apalagi tidak ada batasan usia pakai dari busi pijar Everest.
Nosel Injektor
Coba perhatikan odometer dari Everest yang akan dibeli, jika sudah melebihi 100.000 km, tanyakan pada pemilik lama apakah nosel injektornya sudah pernah dikalibrasi.
Kalau belum maka Anda sebaiknya melakukan kalibrasi ulang, bahkan bila sudah terlalu rusak harus menggantinya.
(Baca Juga: Berminat Pada Ford Everest Bekas, Ini Jurus Jitu Untuk Meminangnya)
Untuk varian manual, cobalah masukkan tuas transmisi ke gigi satu dan jalankan mobil secara halus.
Jika mobil tidak tenang dan seperti mau melompat, bisa jadi koplingnya sudah aus.
Apalagi bila saat gigi ingin dikembalikan ke posisi netral, tuas terasa keras dan baru bisa digerakkan setelah pedal kopling ditekan ulang.
(Baca Juga: Ford Everest, Si Badak Yang Hampir Terlupakan)
Cek bodi
Secara umum, jika terjadi kecelakaan, bodi Ford Everest cukup kokoh dan mulus.
Tapi ada baiknya memastikan baut-baut di pintu atau tempat lain, apakah masih asli atau tidak.
Tiap baut orisinal pabrikan ada tandanya.
Jika tandanya sudah rusak berarti pernah dilakukan perbaikan atau pernah ada masalah.
Dari tempat itulah bisa ditelusuri, apakah penggantiannya berkualitas atau tidak.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR