Jip.co.id - Jangan memakai jenis oli mesin yang lebih encer dari yang telah rekomendasikan oleh pabrikan, ini bahayanya.
Baik jenis oli kental atau encer yang dilihat dari angka Society of Automotive Engineers (SAE) harus disesuaikan dengan spesifikasi mesin mobil.
Misalkan mesin mobil yang pakai oli SAE 10W-30 jika pakai oli mesin SAE 0W-20 bisa memicu sejumlah masalah.
"Mesin otomatis jadi lebih panas karena sifat molekul oli encer yang tidak bisa meredam suhu panas tinggi yang dihasilkan mesin," ujar Alvin Suwarna, Director PTT Oil Indonesia.
Menurut Alvin, sejatinya penggunaan jenis oli kental diperuntukan mesin yang punya karakter panas karena cenderung mengalami friksi yang lebih besar.
Baca Juga: Harga Terkini Nissan Terra Juli 2020, Big SUV Tangguh Lawan Fortuner dan Pajero Sport
"Kalau dibiarkan molekul oli bisa cepat rusak, usia pakai oli mesin jadi lebih cepat karena sudah kehilangan daya pelumasan," jelas Alvin.
Selain itu oli mesin yang lebih kental sejatinya digunakan untuk mesin dengan celah komponen yang lebih lebar daripada oli encer yang sesuai dengan karakter celah komponen mesin lebih rapat.
"Menggunakan oli encer malah membuat sirkulasi oli di dalam mesin tidak optimal, terutama oli jadi sulit naik ke bagian atas," tutur Alvin.
Lanjut Alvin, karakter molekul oli encer tidak bisa mengikat di permukaan komponen untuk mengisi celah yang terjadi gesekan sehingga oli lebih cepat turun.
"Jadinya friksi komponen yang sudah besar malah semakin besar, tidak ada pelumasan di komponen memicu keausan yang lebih cepat," tambah Alvin.
Editor | : | Nabiel Giebran El Rizani |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR