Jip.co.id - Ford Everest memang sering sekali dijadikan mobil operasional untuk proyek konstruksi atau pertambangan.
Hal tersebut bukan tanpa alasan, Ford Everest memang dikenal tangguh untuk berbagai medan dengan mesin badak alias bandel dan minim perawatan.
Sebagaimana diungkapkan oleh Heru, pemilik Eyna Motor, bengkel spesialis Ford di Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
"Ford Everest itu termasuk jarang keluhan. Istilahnya badak lah, jarang ada kerusakan. Kecuali ada komponen yang sudah lewat usianya," ungkap pria ramah tersebut.
Antara generasi pertama dan kedua, tak ada penyakit khusus untuk SUV diesel asal Amerika Serikat ini.
Baca Juga: Transmisi CVT Anda Mau Awet? Pake Oli Ini Ya
"Enggak ada ya, paling kerusakan wajar aja seperti mobil pada umumnya. Kalau memang sudah umurnya, biasanya rusak karena pemilik lupa mengganti komponen sesuai intervalnya," ujar Heru.
Untuk generasi kedua, karena mesinnya sudah menggunakan teknologi common rail dan VGT (variable geometry turbo), Heru menyarankan agar pemilik lebih memerhatikan bahan bakar yang digunakan.
"Yang mungkin terlewat paling glow plug ya, atau busi pijar. Biasanya pemilik yang belum pernah punya mobil diesel sebelumnya kurang tahu dan jarang diperhatikan," ujar Heru.
Glow plug sendiri berfungsi membantu menyalakan mobil saat mesin dingin.
Untuk Ford Everest, busi pijarnya dibanderol di kisaran Rp 300 ribuan per buahnya.
"Gejalanya kalau glow plug sudah lemah biasanya mobil sulit distarter," terang Heru.
Oli yang digunakan juga harus diperhatikan, untuk Ford Everest yang sudah menggunakan common rail, spesifikasi yang dianjurkan adalah 5W-30.
Sedangkan untuk Everest generasi pertama cukup menggunakan oli 15W-40.
Editor | : | Nabiel Giebran El Rizani |
KOMENTAR